Wednesday, December 28, 2005

Mulai BISNIS Pribadi

Contributed by ibisnet Wednesday, 19 October 2005 Memulai bisnis pribadi merupakan hal yang menakutkan sekaligus menarik. Mengapa? Di satu sisi, ini dapat menimbulkan risiko besar. Di sisi lain, kesempatan besar dalam kehidupan juga menanti. Alhasil, masuk akal bila orang -- katakanlah Anda -? menjadi ingin tahu, apa saja sih yang melibatkan diri kita ketika memulai bisnis, dan apa saja yang bisa membuat langkah ini sukses. Saya punya jawaban untuk hal tersebut: carilah jalan dari beberapa cara konvensional, tidak perlu langsung melakukan cara yang benar. Jadilah orang yang kreatif, fleksibel dan cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi dengan mendapatkan informasi tentang pangsa pasar dan peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi. Bila diamati, orang-orang yang menjalankan bisnis pribadi kerap membicarakan beberapa hal penting. Yang paling sering: Apa tujuan pribadi mereka? Ya, apa sebenarnya tujuan pribadi melakukan hal ini? Mereka juga bertanya, apakah yang saya kehendaki dalam hidup? Di manakah saya berada 10 tahun mendatang? Jenis penghasilan seperti apa yang saya ingini? Di sini, hasur saya nyatakan, tujuan pribadi bukanlah hal sepele. Anda harus memiliki atau mengetahui tujuan pribadi yang benar-benar penting bagi Anda. Ini penting, karena bukankah bisnis itu sesuatu yang menuntut? Jadi, tanyakan pada diri sendiri, apakah sedang melakukan sesuatu yang ingin dilakukan. Tanya juga, apakah Anda bekerja dengan orang-orang yang Anda ingin bekerja sama untuk melakukannya? Apakah pengembalian investasi sudah seperti yang diharapkan? Bila muncul perasaan tidak senang, Anda tidak akan menjadi pengusaha yang baik. Setelah tujuan pribadi, ide bisnis Anda haruslah disertai hasrat pribadi untuk memulai dan mengoperasikannya. Hasrat pribadi mesti menjadi bagian dari apa yang Anda kehendaki dalam hidup. Bila tidak, percayalah, semua ide yang Anda keluarkan tidak berarti sama sekali, dan jangan berharap bisa mengubah bisnis yang ada menjadi bisnis yang sukses. Sekarang, katakanlah Anda tahu tujuan pribadi dan sangat berhasrat. Lantas, dari mana harus memulainya? Jangan pusing. Pengalaman kerja adalah bagian dari ide bisnis. Sebagai contoh, bila Anda ingin membuka restoran dan belum pernah berkecimpung di dunia ini sebelumnya, masuk akal bila Anda bekerja terlebih dulu pada orang lain. Dengan cara ini, Anda akan terhindar dari kesalahan dalam membuat perhitungan biaya. Atau, bahkan tak jadi membuat bisnis resto karena setelah bekerja di situ dan mengerti pengoperasiannya, Anda jadi mengetahui resto bukan jenis usaha yang ingin Anda jalankan sebagai bisnis pribadi. Selain pengalaman, pengetahuan dasar juga salah satu pintu masuk untuk memulai bisnis Anda. Di sini, Anda haruslah memiliki ide atau konsep yang lebih banyak Anda ketahui ketimbang orang lain. Insting atau perasaan bukanlah pengganti untuk pengetahuan. Anda bisa memperoleh pengetahuan dasar ini secara natural dengan memiliki pekerjaan yang relevan atau pengalaman berbisnis. Bisa juga diperoleh dengan banyak bertanya, mendengar, membaca, atau melakukan penelitian. Terlepas dari apakah itu pengalaman atau pengetahuan dasar, yang pasti, pada kebanyakan orang, melimpahnya ide untuk memulai bisnis baru kerap bersumber pada keinginan yang sama: menjadi kaya dengan cepat. Benarkah hal ini? Saya cenderung menyatakan bahwa memulai bisnis dengan sikap seperti itu bukan hal yang benar. Memang uang itu penting. Dan uang akan datang kemudian seperti yang kita ingini setelah melalui usaha yang keras. Namun, bertanyalah pada nurani kita, sebetulnya, penghargaan intrinsik seperti apakah yang akan Anda terima untuk semua usaha Anda? Menurut saya, langkah pertama ketika memulai bisnis pribadi adalah: lakukanlah semua dengan sebaik-sebaiknya! Berikan sesuatu yang dibutuhkan orang. Dengan cara ini, yakinlah Anda akan dihargai terus-menerus meskipun barangkali Anda tidak menghasilkan uang banyak pada awalnya. Saya pikir hal ini merupakan inner vision. Dan, bukankah Anda sendiri tidak bisa selalu dimotivasi untuk menghasilkan profit? Banyak keuntungan yang bisa diperoleh dengan bersikap melakukan semua dengan sebaik-baiknya. Sikap ini akan menjadikan Anda memiliki komitmen sukses. Sikap ini juga membuat Anda terus melangkah dari keadaan sekarang untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari sehingga Anda pun bakal menjadi seseorang yang kaya ide, bervisi, dan sanggup menerapkan sesuatu yang lebih baik ketimbang orang yang mungkin Anda lihat merupakan sosok terbaik pada saat ini. Pendek kata, sikap ini menjadikan Anda orang yang tidak puas dengan pekerjaan yang average (rata-rata), melainkan orang yang puas dengan melakukan sesuatu yang besar (superior). Inilah sikap yang penting ketika memulai bisnis pribadi. Dan, kalau Anda merasa memilikinya, Anda pantas memulai bisnis pribadi. Jadi, tunggu apa lagi? URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/periskop/details.php?cid=1&id=287

MENGGANTI DEPOSITO DENGAN SCHRODER DANA PRESTASI PLUS

Oleh: Pietra Sarosa (www.perencanakeuangan.com) Dikutip dari Rubrik Analisa Produk Keuangan Majalah INVESTOR No. 95 Tahun IV Reksa dana saham bisa menjadi salah satu alternatif investasi untuk mengganti produk bank yang bunganya makin kecil. Tetapi, hati-hati. Risiko reksa dana saham jauh lebih tinggi dibanding produk bank. Sore itu, Pak Sandy tercenung memandangi buku tabungan di tangannya. Bertahun-tahun lamanya dia biasa menyimpan kelebihan dananya dalam bentuk tabungan dan deposito di bank. Maklum, selain dijamin pemerintah, selama ini, return yang diterimanya dari produk perbankan tidak mengecewakan. Namun seiring penurunan suku bunga, bunga tabungan yang diperolehnya merosot. Bisa dibilang impas dengan biaya-biaya yang harus dia bayarkan untuk administrasi bank dan kartu ATM. Simpanan Pak Sandy dalam bentuk deposito berjangka juga setali tiga uang. Bunganya merosot gila-gilaan. Saat ini produk tabungan hanya memberikan return rata-rata sebesar empat persen per tahun (belum dipotong pajak) dan produk deposito hanya memberikan return enam persen setahun gross. Dengan return yang begitu kecil, bahkan kadang impas dengan biaya-biaya yang harus dibayar kepada pihak bank, menyimpan dana di bank tak lagi menguntungkan. Return yang diperoleh tidak dapat lagi menutup inflasi. Para pemilik modal yang sudah lama terbiasa dengan produk-produk tabungan dan deposito, terpaksa mencari alternatif produk investasi yang bisa memberikan return menarik. Salah satu alternatif investasi adalah reksa dana saham. Secara umum, ada beberapa manfaat yang diperoleh investor bila menginvestasikan dana di reksa dana dibanding terjun langsung melakukan transaksi di bursa. Beberapa manfaat membeli reksa dana, antara lain, modal yang tidak terlalu besar. Tetapi kita tetap dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek. Diversifikasi memperkecil risiko suatu investasi. Keuntungan lainnya, reksa dana mempermudah kita untuk melakukan investasi di pasar modal. Bila kita membeli saham secara langsung, maka kita membutuhkan dana yang sangat besar. Selain dua keuntungan di atas, reksa dana juga memberikan keuntungan dalam efisiensi waktu. Dengan berinvestasi pada reksa dana, kita tidak perlu setiap hari memantau kinerja investasi. Kita juga tidak harus memiliki pengetahuan dan informasi secara mendalam tentang saham dan investasi efek lainnya karena pengelolaan investasi dilakukan manajer investasi yang profesional dan berpengalaman. Namun, selain keuntungan-keuntungan di atas, terdapat beberapa hal yang perlu kita ingat bila kita berinvestasi di reksa dana saham, antara lain, produk reksa dana jenis ini paling cocok untuk long-term investment (investasi jangka panjang). Hal ini terjadi karena indeks saham yang sangat berfluktuasi, sehingga menyebabkan investasi jangka pendek di reksa dana saham sangat berisiko tinggi. Dalam jangka panjang, reksa dana saham berpeluang menghasilkan return yang tinggi. Salah satu reksa dana saham adalah Schroder Dana Prestasi Plus (SDPP), yang dikelola Schroder Investment Management Indonesia. Kata ‘Prestasi’ dalam nama reksa dana ini memang bukan hanya sekadar nama, karena terbukti sampai saat ini SDPP membukukan pertumbuhan NAB yang cukup tinggi secara konsisten. Per akhir Januari 2004, SDPP berhasil membukukan pertumbuhan NAB sebesar 214, 85 % ( since inception). Sementara indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebagai acuan pada periode yang sama tumbuh sebesar 83,24 %. Nilai aktiva bersih (NAB) SDPP per unit pada 30 Januari 2004 sebesar Rp 3.148. Saat ini dana kelolaan SDPP mencapai Rp 162,308 miliar yang disimpan di Deutsce Bank sebagai bank kustodian. Prestasi semacam itu tentu saja tidak lepas dari kepiawaian dan konsistensi manajer investasi yang fokus pada saham-saham blue chips yang mempunyai fundamental kuat. SDPP mengalokasikan aset produk ini minimal 80 % pada saham dan maksimal 20 % di pasar uang. Per Januari 2004, komposisi portofolio SDPP adalah 80,67 % di saham. Saham-saham dengan komposisi terbesar yang ada di portofolio SDPP adalah Gudang Garam, Telkom, dan HM Sampoerna. Sisa dana kelolaannya sebesar 19,33 % ditempatkan pada instrumen pasar uang. Dari hasil pengelolaan ini, SDPP mampu memberikan return yang cukup menarik dalam 30 hari terakhir sebesar 10,08%. Saat ini, Schroder Dana Prestasi Plus dapat diperoleh melalui jaringan empat fund distributor, yakni, Citibank, HSBC, Standard Chartered, dan Bank Commonwealth. Prosedur berinvestasi dalam SDPP cukup mudah. Pertama-tama, calon investor dapat menghubungi salah satu dari fund distributor tersebut. Kemudian calon investor akan dikirimkan prospektus dan informasi lainnya mengenai SDPP untuk dipelajari. Selanjutnya, investor harus mengisi formulir pemesanan pembelian Unit Penyertaan (UP) dengan melampirkan bukti diri (KTP). Schroder Investment Management menetapkan minimum pemesanan pembelian UP awal Rp 200.000. Untuk investasi selanjutnya minimum Rp 100.000. Namun karena saat ini Schroder bekerja sama dengan beberapa fund distributor, maka minimum investasi bagi pemodal yang masuk melalui fund distributor tergantung kepada kebijakan fund distributor masing-masing. Bila kita membeli produk ini lewat Bank Commonwealth, maka kita terlebih dahulu harus mempunyai tabungan di bank tersebut minimal Rp 2 juta. Kemudian untuk investasi awal produk SDPP minimal pembeliannya adalah Rp 5 juta, dan investasi selanjutnya Rp 1 juta. Ketentuan ini akan berbeda-beda bila kita membeli SDPP melalui fund distributor yang lain. Pada saat pembelian UP, investor akan dikenakan entry fee (biaya pembelian) sebesar 2 % dari nilai transaksi. Selama investor menginvestasikan dananya pada reksa dana Schroder , maka investor akan mendapat account transaction summary dan fund factsheet tiap bulannya. Jika investor ingin melakukan switching dari SDPP ke produk reksa dana Schroder lain, maka investor akan dikenakan biaya oleh pihak manajer investasi sebesar 0,5 % dari nilai transaksi. Bila investor ingin menjual kembali UP yang dimilikinya, maka investor tinggal mengisi formulir penjualan kembali Unit Penyertaan dengan melampirkan bukti diri. Minimum penjualan kembali sebesar Rp 200.000. Untuk penjualan kembali ini pihak Schroder membebankan fee sebesar 0,5% dari nilai penjualan kembali. Harga penjualan kembali Unit Penyertaan adalah sama dengan Nilai Aktiva Bersih per UP pada hari itu. Setelah persyaratan administrasi diterima dengan lengkap, Schroder akan mentransfer dana investor ke rekening yang ditentukan oleh investor dalam waktu rata-rata 3-7 hari bursa. Bila UP yang dimiliki investor dalam account SDPP kurang dari 100, maka otomatis dana akan dicairkan untuk kemudian ditransfer ke rekening investor dan account investor akan ditutup. Kelebihan Setelah membandingkan antara beberapa produk reksa dana saham, reksa dana saham Schroder Dana Prestasi Plus mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan utamanya adalah kepiawaian manajer investasi membuahkan return yang menarik serta besarnya dana kelolaan di atas reksa dana saham lainnya. Besaran dana kelolaan ini juga didukung basis investor yang cukup banyak, sehingga fundamental kinerja reksa dana ini cukup baik. Produk ini dapat ditemukan di setiap cabang bank yang menjadi fund distributor. Selain kelebihan-kelebihan di atas Schroder Dana Prestasi Plus memiliki kelebihan lain dari segi fee bila dibanding produk sejenis. Redemption fee yang dikenakan pada produk ini relatif kecil, yaitu hanya 0,5%. Kekurangan Produk reksa dana saham milik Schroder ini memiliki beberapa kekurangan, antara lain, adanya entry fee yang cukup besar, yaitu dua persen dari nilai transaksi. Hal ini bisa membuat calon investor yang sangat berorientasi pada besaran biaya berpikir-pikir dulu untuk menanamkan dananya pada reksa dana ini. Kekurangan lainnya adalah limit investasi minimum yang ditetapkan oleh masing-masing fund distributor relatif tinggi, sehingga cukup menyulitkan nasabah dengan jumlah dana kecil yang menginginkan produk reksa dana ini sebagai substitusi produk tabungan di bank. Kesimpulan Bila Anda mencari produk investasi yang memberikan return menarik dalam jangka panjang , Anda dapat mempertimbangkan produk SDPP milik Schroder. Sekali lagi perlu diingat, bahwa produk ini hanya cocok untuk investasi dalam jangka panjang, karena terlalu berisiko jika Anda mempergunakannya untuk berinvestasi dalam jangka pendek. Sumber : Marketing Officer Reksa Dana Schroder dan riset pada beberapa reksa dana saham lainnya. Kelebihan Schroder Dana Prestasi Plus : Kinerja Menajer Investasi yang cukup kuat didukung dengan jumlah. dana kelolaan yang besar dan terdiri dari basis investor yang banyak. Distribusi cukup luas dengan melalui fund distributor. Redemption fee dan switching fee yang relatif kecil. Pengelolaan dana yang transparan. Kekurangan Schroder Dana Prestasi Plus : Minimum investasi yang ditetapkan fund distributor cukup tinggi. Entry fee yang cukup besar. Schroder Dana Prestasi Plus cocok untuk : Mereka yang ingin mendapatkan return investasi yang cukup tinggi. Mereka yang memiliki jangka waktu investasi dalam jangka panjang. Disclaimer : Tulisan ini hanyalah informasi dan ulasan belaka. Bukan merupakan advertorial maupun anjuran untuk membeli ataupun tidak membeli produk.

INGIN MEMBUKA USAHA EVENT ORGANIZER

Oleh: Mike Rini (www.perencanakeuangan.com) Dikutip dari CBN CyberSHOPPING N --- Malang Ibu Mike, saya baru akan memulai usaha di bidang event organizer. Apa-apa saja ya yang harus saya persiapkan untuk membuka usaha tersebut? Khususnya untuk keuangan kami. Maksud saya, bila dikaitkan dengan pajak, apa-apa saja yang harus kami antisipasi dan waspadai? Lalu, bagaimana dana yang ada dapat kami olah semaksimal mungkin? Terima kasih atas perhatian yang Ibu berikan. Najidah Jawaban: Halo Bu N, Seiring dengan booming acara-acara pameran, saat ini marak bermunculan perusahaan yang menawarkan jasa event organizer. Event organizer sendiri adalah bisnis yang menawarkan jasa penyelenggaraan suatu acara. Acara yang dimaksud seperti antara lain pameran, perlombaan, festival, konser musik, pesta perkawinan, pesta ulang tahun, dan lain-lain. Beberapa hal yang sebaiknya Anda persiapkan dalam mendirikan event organizer, sebagai berikut: Tempat. Apakah harus menyewa tempat atau bisa dijalankan dari rumah? Anda mungkin akan keluar jauh lebih banyak uang jika harus menyewa tempat sendiri, padahal mungkin Anda tidak menggunakan kantor setiap hari. Anda mungkin akan lebih sering mengunjungi klien diluar kantor. Karena itu jika dana Anda terbatas bisa dipertimbangkan untuk berkantor di rumah. Modal. Sediakanlah modal yang cukup untuk keperluan sebagai berikut: Modal awal membuka usaha (perijinan, inventaris kantor seperti kcomputer, handset telpon, meja kursi, kendaraan) Modal kerja untuk membayar biaya operasional selama perusahaan belum menghasilkan keuntungan. Biaya operasional antara lain listrik, telpon, gaji karyawan, kas kecil, dan lain-lain. Siapkanlah modal kerja minimal 6 s/d 12 bulan, atau jika Anda optimis bisa disiapkan 3 bulan saja Adapun pajak bisa dipotong dari laba kotor, sehingga laba bersih menjadi milik perusahaan. Untuk mengetahui apakah bisnis Anda laba atau rugi tentunya Anda harus membuat laporan Laba Rugi secara rutin tiap bulan. Rencana pengendalian keuangan: Proyeksi laba rugi, arus kas, dan Neraca sampai dengan minimal 1 tahun atau sampai dengan 3 tahun ke depan. Tujuannya adalah agar dengan menetapkan target pemasukan (omzet) pada laporan Laba Rugi, Anda bisa memperkirakan dari pemakaian modal pada laporan arus kas kapan bisa break even. Kemudian melihat perkembangan harta kekayaan perusahaan di laporan Neraca Menyelenggarakan administrasi usaha secara tertib dengan melakukan pembukuan secara rutin.misalnya dengan membuat buku kas harian dan buku kas bulanan. Strategi pemasaran: Buatlah strategi penetapan harga fee yang kompetitif atas pemakaian jasa Anda Tetapkanlah siapa target market bisnis Anda Jasa apa saja yang ditawarkan event organizer Anda Buatlah strategi promosi yang ampuh dan mudah dijalankan, agar event organizer Anda cepat dikenal orang. Semoga berhasil dan sukses untuk Anda. Salam, Mike Rini Perencana Keuangan

CARI KERJA PART TIME

Oleh: Mike Rini (www.perencanakeuangan.com) Dikutip dari CBN CyberSHOPPING Bu Mike Yth, Bu, saya masih kuliah di sebuah universitas swasta di Malang, jurusan Ekonomi Manajemen. Sekarang waktu kuliah saya sudah jarang karena sudah hampir selesai. Karena waktu saya banyak yang luang ibu ada info di daerah malang tentang kerja part time? Kalau ada saya bersedia bekerja dimana saja. Dan kalau mendirikan usaha, kira-kira apa ya yang cocok untuk di Malang? Terimakasih sebelumnya. Anaz Jawaban: Halo Anaz, Memanfaatkan waktu luang untuk mencari kerja part time atau membuka usaha merupakan langkah yang tepat dalam rangka mencari penghasilan. Apalagi dengan waktu kuliah yang sudah lebih lowong karena sudah mau selesai, maka sambil mempraktekan apa yang sudah didapat waktu kuliah sekalian saja mencari uangnya. Kerja paruh waktu bisa merupakan latihan sebelum memasuki dunia kerja yang sebenarnya yang membutuhkan waktu Anda secara penuh. Informasi mengenai pekerjaan paruh waktu di kota Malang saya kira bisa Anda dapatkan dari mana saja. Misalnya kalau di Jakarta bahkan Anda bisa menemukan lowongan kerja paruh waktu pada selebaran-selebaran yang ditempelkan di mobil angkutan seperti mikrolet, angkot, metro mini atau Kopaja. Bisanya selebaran yang ditempel ini menawarkan kerja paruh waktu sebagai agen asuransi, atau sebagai agen penjual suatu produk kecantian, produk kesehatan, dll . Anda juga bisa mulai mencari informasi dunia kerja dari kampus. Nah, berikut ini ada beberapa tips yang bisa Anda laksanakan bagaimana mendapatkan informasi dunia kerja baik kerja paruh waktu maupun full time dari kampus : Rajin-rajin melihat papan papan pengumuman di fakultas maupun rektorat. Biasanya di kampus-kampus suka memasang pengumuman informasi kerja dari perusahaan tertentu. Jika sesuai, buatlah surat lamarannya dan kirimkan ke perusahaan tersebut. Jangan ragu untuk mengirim surat lamaran sedini dan sebanyak mungkin. Selain rajin membaca papan pengumuman di kampus, nggak ada salahnya Anda rajin hunting lowongan pekerjaan lewat koran, internet, dll. Jika ada yang cocok dengan Anda, kirimkan lamaran secepat mungkin. Dapatkan informasi dari para senior, dosen petugas administrasi atau tata usaha mengenai prospek mendapatkan pekerjaan. Terutama dengan para senior yang cukup pengalaman kerja paruh waktu. Ingat, jangan anggap enteng pertemanan dengan senior dari jurusan, fakultas atau kampus yang sama. Hubungan ini bisa juga membantu Anda mendapatkan pekerjaan. Jika prestasi akademik Anda cukup memuaskan, mintalah surat pengantar dari kampus Saat mengirim surat lamaran, karena ini akan menambah point tersendiri. Maksimalkan kesempatan praktek kuliah kerja lapangan sebaik-baiknya. Selain bekerja, jalinlah hubungan baik dengan media atau perusahaan tempat Anda praktek. Siapa tau aja, kelak usai Anda kuliah, Anda bisa menembus kerja di perusahaan itu. Manfaatkan juga saat-saat penelitian untuk skripsi Anda di perusahaan tertentu Selain menggali bahan-bahan skripsi dari orang-orang yang kompeten di perusahaan tsb, jangan lupa jalinlah hubungan baik dengan mereka. Selain bisa menambah 'point' skripsi Anda, hal ini juga membuka kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan saat lulus kuliah. Selebihnya, tentu saja Anda harus mengembangkan minat, bakat, dan ketrampilan Anda plus menjalin hubungan pertemanan seluas-luasnya. Baik dengan sesama rekan mahasiswa, dengan kalangan pekerja, dengan para saudara atau para tetangga di rumah. Semua ini akan mempermudah Anda melangkah ke dunia kerja saat meninggalkan bangku kuliah. Semoga bermanfaat. Salam, Mike Rini Perencana Keuangan

MODAL AWAL DIRIKAN EO

Oleh: Safir Senduk (www.perencanakeuangan.com) Dikutip dari Tabloid NOVA No. 918/XVIII Kepada Yth Bapak Safir Saya Lili M. Umur saya 26 tahun. Sudah lama saya pengen punya usaha sendiri. Pilihan usaha yang ada di angan saya adalah bidang entertainment tepatnya event organizer (EO). Untuk memulai usaha seperti itu, kira-kira modalnya berapa ya? Saya mohon Pak Safir dapat memberikan gambaran rancangan biaya termasuk inventaris yang harus saya punyai dan lain-lain. Terima kasih atas jawabannya . Jawab: Halo Ibu Lili M, Selamat ya Bu! Ibu sedang melangkah menjadi pengusaha muda. Pasti di benak Ibu sekarang sudah tersusun sederet rencana untuk memajukan usaha.. Benar Bu? Baik. Menyiapkan usaha EO, saya rasa sama saja menyiapkan usaha-usaha lainnya. Karena perusahaan itu bergerak dalam bidang jasa, saya rasa tidak perlu harus memiliki banyak aset dulu. Miliki saja aset kantor yang sangat dibutuhkan seperti meja kursi, komputer, alat presentasi, dan perangkat telekomunikasi. Nah, ini saya rasa Ibu sudah dapat menghitung sendiri, kan, berapa yang dibutuhkan? Dana tersebut tentu tergantung pilihan Anda. Misalnya untuk barang-barang buat Jepang, Amerika, atau Eropa pasti lebih mahal dibandingkan dengan produk-produk sejenis buatan Cina atau kreasi dalam negeri. Nah, bila order sudah datang, sebaiknya tidak dikerjakan sendiri. Ibu bisa melakukan outsourching ke perusahaan luar seperti perusahaan penyedia panggung, sound system sampai penyediaan artis. Memang, sih, mungkin keuntungan yang didapat tidak besar. Tapi sebagai langkah awal, sebaiknya harus begitu. Ibu harus cari pasar dulu, kenali dunia itu. Kalau sudah mantap, Anda bisa mencebur bahkan menyelaminya. Benar begitu, Bu? Salam. Safir Senduk Perencana Keuangan

Tuesday, December 27, 2005

Mendirikan Perseroan Terbatas

Oleh WIRAWAN, S.H., Sp.N. (LBH Bandung) Saya dan 2 (dua) rekan berencana untuk mendirikan perusahaan dan kami sepakat untuk mendirikan PT (perseroan terbatas). Modal yang telah berhasil kami kumpulkan saat ini adalah sebesar Rp 55 juta. Modal awal tersebut berasal dari kami bertiga dan rekan-rekan lainnya yang tertarik untuk menanamkan modalnya. Perseroan yang akan kami dirikan akan berlokasi di Jakarta dan 2 (dua) orang rekan saya tersebut bertempat tinggal di Jakarta, sementara saya bertempat tinggal di Bandung. Yang menjadi pertanyaan saya adalah : Bagaimana cara mendirikan PT sebagaimana ketentuan perundang-undangan? Apakah kami dapat menggunakan nama PT yang telah pernah ada? Karena perseroan yang akan kami dirikan akan berlokasi di Jakarta, apakah akta pendiriannya dibuat oleh notaris di Jakarta dan saya harus hadir dihadapan notaris untuk membuat akta pendiriannya ? Demikian pertanyaan dari kami dan atas penjelasan dari Bapak kami ucapkan terima kasih. F. Sunaryo, Bandung. Saudara Sunaryo yth. Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, maka beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendirikan perseroan terbatas adalah : Pertama, pendirian perseroan minimal dilakukan oleh 2 (dua) orang pendiri. Syarat ini sudah saudara dan rekan-rekan saudara penuhi, karena telah ada 3 (tiga) orang pendiri perseroan. Seluruh pendiri perseroan tersebut wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan. Perlu diperhatikan bahwa jumlah minimal 2 (dua) orang ini harus tetap dijaga. Dengan kata lain, setelah perseroan berjalan, tidak boleh hanya 1 (satu) orang saja yang menjadi pemegang saham. Jika ini terjadi, maka yang bersangkutan harus bertanggungjawab secara pribadi atas segala kerugian perseroan yang timbul dan atas permintaan kreditur, perseroan dapat dibubarkan oleh pengadilan Kedua, membuat Akta Pendirian. Akta Pendirian wajib dibuat secara autentik, yaitu dihadapan notaris. Dalam Akta Pendirian ini memuat antara lain Anggaran Dasar dari perseroan. Anggaran Dasar ini antara lain mencantumkan : - Identitas lengkap para pendiri. - Identitas lengkap anggota direksi dan komisaris - Identitas perseroan. - Identitas pemegang saham beserta rincian jumlah sahamnya. Yang dimaksud dengan identitas lengkap pendiri, direksi dan komisaris adalah termasuk kewarganegaraan yang bersangkutan. Hal ini berguna untuk mengetahui status kewarganegaraan dari perseroan tersebut. Jika perseroan didominasi oleh warga negara asing, maka ada beberapa ketentuan khusus lainnya yang harus diperhatikan, misalnya ketentuan mengenai penanaman modal asing (PMA). Yang dimaksud identitas perseroan adalah meliputi nama, kedudukan, kegiatan dari perseroan serta jangka waktu berdirinya perseroan. Disamping itu, perlu diatur pula tatacara pelaksanaan rapat umum pemegang saham (RUPS), tata-cara pengangkatan dan pemberhentian direksi, tatacara perubahan anggaran dasar, dan sebagainya. Ketiga, mengajukan permohonan pengesahan perseroan. Setelah akta pendirian selesai dibuat dihadapan notaris, maka tahap selanjutnya adalah mengajukan permohonan kepada Menteri Kehakiman dan HAM agar perseroan yang bersangkutan mendapatkan pengesahan. Jika perseroan tersebut mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM, maka perseroan tersebut telah sah menjadi badan hukum. Kelima, mendaftarkan dan mengumumkan perseroan. Tahap ini adalah tahap terakhir dari syarat didirikannya perseroan sebagaimana diatur dalam UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Setelah perseroan mendapatkan pengesahan, maka anggota direksi wajib untuk melakukan pendaftaran dalam daftar perusahaan. Jangka waktu pendaftaran ini adalah selambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah pengesahan. Setelah perseroan terdaftar dalam daftar perusahaan, maka selanjutnya direksi mengajukan permohonan agar perseroan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara. Waktunya adalah 80 (delapan puluh) hari sejak tanggal pendaftaran. Tujuan dari pendaftaran dan pengumuman ini adalah untuk memenuhi asas publisitas, yang bertujuan agar masyarakat luas mengetahui seluruh informasi yang berkaitan dengan perseroan tersebut. Apakah dapat menggunakan nama PT yang telah pernah ada? Saran kami sebaiknya tidak menggunakan nama perseroan yang telah pernah ada. Hal ini selain dilarang oleh undang-undang juga akan berpotensi menimbulkan gugatan dari berbagai pihak, misalnya pemilik hak (merek) dari nama perseroan yang bersangkutan, serta pihak lain yang berkepentingan dengan perseroan tersebut. Berkaitan dengan pertanyaan terakhir, maka perlu kami informasikan bahwa akta pendirian perseroan tersebut dapat saudara buat di Bandung ataupun di Jakarta. Jika ada pendiri perseroan yang berhalangan untuk menghadap notaris dalam pembuatan akta pendirian, maka pendiri yang bersangkutan dapat membuat surat kuasa khusus kepada pihak lain untuk mewakilinya menghadap notaris dalam pembuatan akta pendirian tersebut. Demikian penjelasan dari kami dan semoga bermanfaat ***

Monday, December 26, 2005

HASTA MITRA: Bertarung Melawan Pembodohan

Razif Menulis di bawah rezim represif adalah pekerjaan berat. Tidak semua orang melakukannya. Tapi menerbitkan buah pikiran yang direpresi dan menghadirkannya kepada publik di bawah represi adalah pekerjaan luar biasa. Apalagi jika yang melakukannya adalah kumpulan orang yang lebih dulu dianiaya dalam tahanan dan harus hidup sebagai “warga kelas dua” di negeri sendiri. “Kami hadir saat Soeharto sedang kuasa-kuasanya,” kenang Joesoef Isak dengan bangga. Kebanggaan yang patut kiranya. Ia adalah editor Hasta Mitra, yang didirikan bersama Hasjim Rachman dan Pramoedya Ananta Toer bulan April 1980. Selama 21 tahun berdiri, perusahaan penerbit itu menyiarkan hampir seluruh karya Pramoedya yang ditulis di Pulau Buru dan mencetak ulang sebagian karyanya sebelum ditahan, seperti Perburuan dan Panggil Aku Kartini Saja. Usaha itu tentu bukan tanpa masalah. Di tahun 1980-an Orde Baru tengah mencapai puncak kejayaannya. Segala bentuk perlawanan, mulai dari PKI, kaum nasionalis, ulama sampai mahasiswa berhasil diredam dan kontrol militer berlaku di segala bidang. Kehidupan sosial-budaya dirasuki semangat “penertiban dan penyeragaman”, di mana pikiran berbeda adalah ancaman, dan mereka yang melakukannya bisa dianggap berkhianat terhadap bangsa dan negara. Sekeping Pernyataan Demokrasi Awalnya sederhana. Tahun 1973 Pramoedya yang ditahan di Pulau Buru diberi sedikit keleluasaan untuk melanjutkan kerja kreatif. Hasrat lama untuk menyusun siklus sejarah Indonesia dalam bentuk cerita pun kembali ditekuninya. Dengan bahan yang serba terbatas ia mulai menceritakan jilid pertama Bumi Manusia kepada tahanan yang lain di sawah-ladang maupun barak penampungan. Baru dua tahun kemudian ia mulai menulis atas jasa beberapa tahanan yang memperbaiki dan menyerahkan mesin tik tua Royal 440 untuknya. Hasjim Rachman, mantan pemimpin redaksi Bintang Timur, yang ikut menikmati kisah-kisah Pramoedya suatu saat mendatanginya dan meminta izin untuk menerbitkannya setelah bebas. Pramoedya pun setuju. “Suatu persetujuan lisan, tanpa bukti, tanpa saksi. Tetapi di balik itu kami berdua menyadari: penerbitan adalah sekeping pernyataan demokrasi,” tulis Pramoedya beberapa tahun kemudian. Di tengah ketidakpastian nasib sebagai tahanan Orde Baru pembicaraan berlanjut membahas rencana-rencana mewujudkan niat itu. Bulan April 1980 selepas dari tahanan, Hasjim dan Pramoedya menemui Joesoef Isak, mantan wartawan Merdeka yang belasan tahun mendekam di Rutan Salemba. Diskusi berkembang, dan kesepakatan dicapai untuk menyiarkan karya eks-tapol yang selama ini tidak mendapat sambutan dari penerbit lain. Awalnya mereka berniat tidak hanya menerbitkan karya tulis, tapi juga menyiarkan rekaman musik, lukisan dan hasil kerja kreatif lainnya. “Kami mau membuktikan kepada dunia bahwa dari Pulau Buru juga bisa lahir hal-hal yang positif, bukan hanya cerita sedih dan penderitaan saja,” kata Hasjim ketika itu. Pembagian kerja dimulai. Pramoedya terus menulis dan memperbaiki naskah-naskah yang disusunnya selama di tahanan. Dua di antaranya, Mata Pusaran dan Oroh Ratusanagara, sampai sekarang tidak jelas nasibnya. Setelah keluar dari tahanan, naskah Ensiklopedi Citrawi Indonesia yang disusunnya bertahun-tahun jadi sasaran. Bulan September 1979 seorang kapten TNI-AL datang mengambil semua naskahnya dan setelah itu tak pernah kedengaran kabarnya lagi. Joesoef bertindak sebagai editor berbekal pengalaman belasan tahun menjadi wartawan sekian suratkabar sebelum 1965, sementara Hasjim menangani segi usaha dan keuangan. Bulan Mei mereka sepakat menggunakan nama yang dicipta Pramoedya saat masih mendekam di tahanan, Hasta Mitra (Tangan Sahabat). Tidak banyak milik mereka sekeluar dari penjara. Rumah keluarga Joesoef di kawasan Duren Tiga disulap jadi kantor dengan peralatan serba terbatas. Hanya ada satu mesin tik listrik Olivetti yang dipakai bergantian oleh Pramoedya dan Hasjim untuk menggarap pekerjaan mereka. “Modal awal kami ambil dari dapurnya Hasjim,” kenang Joesoef. Beberapa kerabat dan sahabat yang simpati kemudian memberi tambahan modal sehingga Hasta Mitra bisa mulai berjalan. Tetralogi Buru: Demokrasi Hasil Keringat Sendiri Naskah pertama yang mereka pilih untuk diterbitkan adalah Bumi Manusia, jilid pertama dari kisah pergerakan nasional Indonesia antara 1898-1918. Pramoedya kembali bekerja keras memilah tumpukan kertas doorslag yang berhasil diselamatkannya dari Pulau Buru. Hampir semua naskah aslinya ditahan oleh penguasa kamp dan sampai hari ini belum dikembalikan. Dalam waktu tiga bulan ia berhasil menyalin kembali dan merajut tumpukan kertas lusuh yang dimakan cuaca menjadi naskah buku. Hasjim dan Joesoef sementara itu berkeliling menemui beberapa pejabat pemerintah, termasuk wakil presiden Adam Malik, yang ternyata memberikan sambutan baik. Awal Juli 1980 naskah Bumi Manusia dikirim ke percetakan Aga Press dengan harapan terbit menjelang peringatan Proklamasi. Cetakan pertama keluar tanggal 25 Agustus, agak meleset dari harapan semula karena alasan teknis. Hari-hari yang sungguh berarti karena setelah sekian tahun kerja paksa dan setelah lepas dilarang bekerja, kini mereka menikmati hasil kerja sendiri yang pertama. Bagi Pramoedya penerbitan Bumi Manusia, seperti yang dicatatnya, berarti “suatu kebulatan tekad, keikhlasan, dan sekaligus ketabahan untuk memberikan saham pada perkembangan demokrasi di Indonesia - dan bukan demokrasi warisan sah kolonial, demokrasi hasil keringat sendiri”. Bumi Manusia memang pilihan yang tepat. Dalam waktu 12 hari sekitar 5.000 eksemplar habis terjual. Hasjim sampai kewalahan melayani permintaan dari segala penjuru, termasuk dari Malaysia, Belanda dan Australia. Iklan kecil yang dipasangnya di harian Kompas ditelan oleh berita dan tinjauan panjang-lebar dari sejumlah penulis. Walau mendapat pembayaran penuh dari agen dan toko buku, cetakan kedua langsung dipesan. Dalam bulan November Hasta Mitra sudah membuat cetakan ketiga, dan berhasil menjual sekurangnya 10.000 eksemplar. Dan sambutan pun semakin ramai, mulai dari kritikus Jakob Soemardjo dan Parakitri Simbolon sampai artis remaja Yessy Gusman yang menyebutnya “karya sastra yang terbagus saat ini.” Harian Angkatan Bersenjata yang dikelola Mabes ABRI pun menyebutnya sebagai “sumbangan baru untuk khasanah sastra Indonesia”. Pemasukan awal cukup lumayan sehingga Hasta Mitra bisa membenahi ruang kantornya dan mempekerjakan 20 pegawai, yang hampir semuanya adalah eks-tapol. “Hasta Mitra memang tidak untuk cari untung, tapi juga menampung teman-teman yang kesulitan. Waktu itu banyak kantor yang tutup pintu kalau pelamarnya pernah mendekam di tahanan,” kata Joesoef. Seorang kerabat yang simpati memberi sumbangan mesin typeset CR-Tronics yang sangat canggih untuk zamannya dan melengkapi beberapa perabot yang diperlukan. Keberhasilan pertama membuahkan bayangan indah di benak ketiganya. Niat untuk ikut menyumbang pada perkembangan ilmu dan seni semakin membesar. “Mimpi saya sudah macam-macam, bahkan kalau bisa punya koran lagi,” kata Joesoef. Tidak semua mimpinya terwujud, terutama karena rezim Orde Baru mulai menganggapnya sebagai ancaman yang harus ditindak. Pelarangan: Bukan Hanya Membelenggu Pikiran Keberhasilan Bumi Manusia sudah tentu membuat penguasa gerah. Dua hari sebelum cetakan pertama keluar, kantor Hasta Mitra ditelepon oleh Kadit Polkam Kejaksaan Agung. Petugas itu meminta agar buku itu tidak diedarkan sebelum ada clearance dari pihaknya. Permintaan yang aneh tentunya, karena menurut aturan Kejaksaan Agung hanya berwenang melarang buku yang sudah diterbitkan. Pada pertengahan September Hasjim dipanggil oleh Kejaksaan Agung. Tiga hari ia harus melayani pertanyaan para jaksa pemeriksa yang mengatakan bahwa Bumi Manusia “mengandung teori Marxisme terselubung”, tanpa menjelaskan maksudnya tentu saja. Tidak ada kata putus. Sementara itu sejumlah tokoh masyarakat, sastrawan dan pejabat pemerintah mulai menyambut tuduhan kejaksaan. Dengan caranya sendiri-sendiri mereka membenarkan bahwa karya itu memang “mengandung ajaran Marxis” walau selalu gagal menunjukkannya dengan jelas. “Saya heran kenapa banyak intelektual yang sebenarnya sadar, justru bungkam,” kenang Joesoef. Ia berulangkali bertemu dengan ilmuwan, sastrawan dan tokoh kebudayaan yang mengaku “penggemar berat Pramoedya”, tapi tidak memberi pendapat apa pun ketika karyanya dilarang. Kejaksaan pun merangsak maju. Tidak puas dengan tuduhannya sendiri mereka mulai beralih mempersoalan status Pramoedya sebagai eks-tapol. Percetakan Ampat Lima yang memproduksi Bumi Manusia pun jadi sasaran. Pemiliknya berulangkali dipanggil dan diminta agar tidak mencetak terbitan Hasta Mitra. Redaktur media massa pun ditelepon agar tidak memuat resensi apalagi pujian bagi karya Pramoedya. Tetap tidak ada keputusan resmi dan Hasta Mitra bergerak lagi mengeluarkan buku Anak Semua Bangsa. Sambutan pun makin meluas sampai ke daerah-daerah, dan beberapa penerbit di luar negeri mulai menghubungi Hasjim dan Pramoedya, meminta izin menerbitkan edisi bahasa asingnya. Reaksi pun semakin besar. Pertengahan April 1981 beberapa organisasi pemuda ciptaan Orde Baru menggelar diskusi yang isinya mengecam karya Pramoedya. Hasil diskusi ini kemudian disiarkan melalui media massa sebagai “bukti keresahan masyarakat”, modal penting bagi Kejaksaan Agung untuk menetapkan larangan. Suratkabar pendukung Orde Baru seperti Suara Karya, Pelita dan Karya Dharma mulai menerbitkan kecaman terhadap Bumi Manusia dan pengarangnya. Sambutan yang semula baik mulai melemah. Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang akan menyelenggarakan pameran buku tahunan, tiba-tiba mengirim surat pembatalan ke alamat Hasta Mitra. Padahal sebelumnya panitia kelihatan sangat bergairah mengajak penerbit itu menjadi anggota dan turut serta dalam kegiatan-kegiatannya. Suratkabar yang semula simpati semakin jarang memberi tempat dan bahkan beberapa tulisan yang siap naik cetak tiba-tiba dibatalkan, hanya karena penulisnya memuji kedua karya Pramoedya. Masalah semakin jelas ketika tanggal 29 Mei 1981 Jaksa Agung mengeluarkan SK-052/JA/5/1981 tentang pelarangan Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa. Dalam surat itu antara lain disebutkan sepucuk surat dari Kopkamtib yang keluar seminggu sebelumnya, dan Rakor Polkam tanggal 18 Mei 1981. Pelarangan itu sepenuhnya adalah keputusan politik dan tidak ada kaitannya dengan nilai sastra, argumentasi ilmiah serta alasan-alasan yang dikemukakan sebelumnya. Surat keputusan itu memperkuat persekutuan Orde Baru untuk menghantam Hasta Mitra. Para perwira tinggi militer, termasuk Pangkopkamtib Soedomo, selalu menyempatkan diri untuk berkomentar tentang karya Pramoedya. Sebelumnya di markas Kodam Jaya ada pertemuan khusus antara sastrawan dan intelektual yang memberi “landasan ilmiah dan kultural” kepada pejabat militer untuk mengomentari karya-karya Pramoedya. “Menariknya, ada juga di antara mereka yang di masa reformasi malah ikut-ikutan menyambut Pramoedya sebagai penulis besar,’ kata Joesoef sambil tersenyum. Gempuran itu bukan hanya dirasakan Hasta Mitra. Bulan September 1981, penerjemah Bumi Manusia ke dalam bahasa Inggris, Maxwell Lane, yang juga staf kedutaan besar Australia di Jakarta, dipulangkan oleh pemerintahnya. Perusahaan Ampat Lima yang mencetak kedua karya pertama juga akhirnya mundur karena tekanan dari Kejaksaan dan aparat keamanan. Akibatnya saat hendak menerbitkan Sang Pemula dan Jejak Langkah tahun 1985, Hasjim terpaksa mencari percetakan kecil di kawasan Kramat yang dikelola seorang ibu tua dan anak-anaknya. Bagi Hasta Mitra yang “bermodal dengkul”, pelarangan itu adalah masalah serius. Semua agen dan toko buku didatangi oleh Kejaksaan Agung yang menyita semua eksemplar Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa. Beberapa di antaranya malah mengambil inisiatif menyerahkannya secara sukarela. Tapi anehnya sampai Agustus 1981, hanya ada 972 eksemplar yang diterima oleh Kejaksaan Agung, dari sekitar 20.000 eksemplar yang beredar. Rupanya banyak agen dan toko buku yang malah memilih menjual eksemplar yang tersisa di bawah tangan. Masalahnya tak satu pun agen dan toko itu membayarnya kembali kepada Hasta Mitra, sehingga pendapatan mereka terus merosot. Pada pertengahan tahun 1980-an toko buku Hasta Mitra di Senen praktis menjadi satu-satunya tempat menjual terbitan mereka secara terbuka. Tapi karena hutang bertumpuk, akhirnya toko itu terpaksa ditutup. Niat menerbitkan karya eks-tapol yang lain pun diurungkan. “Itulah esensi pelarangan buku-buku kami: untuk menghancurkan kegiatan Hasta Mitra secara politik maupun ekonomi,” kata Joesoef. Ekspansi di Tengah Represi Pelarangan demi pelarangan boleh jadi meredam sambutan di negeri sendiri, tapi tidak demikian halnya di luar negeri. Hanya beberapa bulan setelah Bumi Manusia keluar, sejumlah penerbit di Hongkong, Belanda dan Australia mendekati Hasta Mitra untuk mendapat hak terjemahan. Kesepakatan pun dibuat. Pramoedya sebagai penulis tetap mendapat royalti sementara Hasta Mitra hanya bertindak sebagai perantara. Penerbit Wira Karya di Malaysia adalah yang pertama menerbitkan ulang Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa dengan membayar royalti sebesar 12% langsung kepada Pramoedya. Setelah kedua buku itu dilarang, Hasjim mulai berusaha menjual eksemplar yang masih tersisa di gudang ke luar negeri. Ia menghubungi sejumlah perpustakaan, pusat penelitian dan toko buku, tapi tidak selalu mendapat tanggapan positif. Di tengah kesulitan lagi-lagi ada pertolongan dari beberapa sahabat yang mengumpulkan modal 50.000 gulden untuk mendirikan cabang perusahaan di Amsterdam dengan nama terjemahan dalam bahasa Latin, Manus Amici. Penerbit dan toko buku itu terletak di pusat kota Amsterdam dan dikelola oleh Edi Tahsin, eksil Indonesia dari Tiongkok yang sejak 1977 bermukim di Belanda. Bulan September 1981 ia menerbitkan terjemahan Bumi Manusia dalam bahasa Belanda, disusul oleh Anak Semua Bangsa. Tapi tidak semua kegiatannya berjalan mulus. Di Belanda, Manus Amici tidak hanya menerbitkan buku. Banyak dana yang dikirim dari Jakarta ternyata habis untuk membantu para eksil, mulai dari menyeberangkan mereka di perbatasan negara Eropa Barat sampai mengurus paspor dan izin tinggal. Hasil penjualan buku dalam bahasa asing pun banyak disalurkan untuk kegiatan seperti itu sehingga modalnya tidak pernah berkembang. “Memang sejak awal Hasta Mitra punya misi membantu teman-teman yang kesulitan. Untung itu perkara nomer dua,” kata Joesoef. Modal awal sebesar 50.000 gulden pun amblas dalam waktu beberapa tahun, dan Manus Amici pun gulung tikar. Dan selanjutnya penerbitan dalam bahasa asing - saat ini karya Pramoedya sudah diterbitkan sekurangnya dalam 12 bahasa - ditangani langsung dari kantor di Jakarta. Di samping itu ada juga penerbit yang menerbitkan karya Pramoedya tanpa membayar royalti sesen pun. Di Malaysia misalnya penerbit Abbas Bandung mengeruk untung cukup besar dari penjualan karya Pramoedya, termasuk Keluarga Gerilya yang sejak tahun 1970-an menjadi bacaan wajib di sekolah menengah. Pertengahan 1987 karena jengkel Pramoedya pernah menuntut penerbit Pustaka Antara pimpinan Datuk Aziz Ahmad karena dianggap tidak membayar royalti seperti seharusnya. Sekalipun harus menanggung rugi, para pendiri Hasta Mitra merasakan banyak “keuntungan” lain. Konsep “tangan sahabat” berkembang karena banyak aktivis yang membantu menyalurkan buku-buku terbitannya, mengadakan diskusi dan bahkan menggunakan hasil penjualan untuk membiayai penerbitan mereka sendiri. Di samping itu juga ada keluarga eks-tapol yang bisa mereka bantu seadanya menghadapi tekanan yang hebat secara ekonomi, sosial maupun politik. Tanpa direncanakan sebelumnya, dalam waktu beberapa tahun jaringan distribusi dan pembaca buku terbitan Hasta Mitra terbentuk. Bagi aktivis mahasiswa di zaman itu membaca terbitan Hasta Mitra menjadi semacam “syarat pergaulan” dan bahkan bacaan wajib untuk mereka yang tertarik pada nasib negerinya. “Itulah sumbangan Hasta Mitra bagi gerakan demokrasi. Di samping menyumbang gagasan tentang sejarah bangsa ini, terbitan kami juga bisa digunakan oleh orang lain untuk mengembangkan kegiatannya sendiri,” kata Joesoef. “Hasta Mitra mungkin satu-satunya penerbit yang bisa bertahan 21 tahun tanpa melakukan akumulasi modal. Dan memang karena bukan itu kehendak kami.” Menjadi Penerbit Gerakan Sejak awal para pendiri tidak terlalu peduli masalah administrasi. Dunia penerbitan bagi mereka adalah bagian dari perjuangan. Di tahun pertama-tama pernah juga seorang pejabat BNI menawarkan kredit ringan karena melihat prospek usaha yang cerah. Ada juga yayasan besar yang tertarik untuk memberikan dana. Tapi semuanya mundur teratur setelah larangan pertama dijatuhkan oleh Jaksa Agung. Uluran “tangan sahabat” ternyata lebih banyak disambut oleh komunitas aktivis pro-demokrasi dan kalangan intelektual dan pekerja kreatif yang terlibat maupun bersimpati pada perjuangan itu. Dari segi bisnis, menurut Hasjim, yang paling berjasa menyebarkan terbitan Hasta Mitra adalah agen dan toko buku kecil. Perusahaan mapan lainnya baru mulai nimbrung setelah Soeharto turun tahun 1998. Sebuah penerbit besar yang terkenal di Jakarta dalam tahun pertama “reformasi” bahkan ingin membeli hak cipta karya Pramoedya dari Hasta Mitra. “Tapi setelah keadaan mulai berbalik, dan serangan-serangan terhadap buku kiri mulai terjadi, mereka mundur teratur,” ujar Joesoef sambil tertawa. Banyak juga kalangan yang menganggap Hasta Mitra bisa mengeruk untung besar setelah pembatasan terhadap terbitan mereka dilonggarkan. “Itu tidak betul,” kata Joesoef. “Buktinya dalam tahun pertama setelah Soeharto jatuh, kami tidak menerbitkan satu eksemplar pun. Karena uangnya tidak ada.” Baru akhir 1999 mereka mulai bangkit dengan menerbitkan Arok Dedes, bekerjasama dengan sebuah perusahaan percetakan di Yogyakarta. Dengan kerjasama ini untuk pertama kalinya Hasta Mitra bisa membayar royalti Pramoedya sebesar 17,5% di muka. Bulan Oktober 1999 Hasjim Rachman meninggal dunia setelah bertarung melawan kanker di tenggorokannya selama beberapa tahun. Setelah itu semua kegiatan penerbitan, mulai dari penyuntingan naskah, lay-out, mengurus percetakan dan distribusi ditangani sendiri oleh Joesoef Isak. “Padahal urusan duit, aku lebih ceroboh dari Hasjim,” katanya. Ditambah lagi kebiasaannya memberi bantuan ke sana-sini sehingga kadang uang dapurnya sendiri terbawa-bawa. Beberapa kerjasama pun dijajaki, antara lain dengan QB Books dan Equinox Publishing, walau masih tersendat-sendat. Perjalanan keliling ke Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa juga membuahkan hasil, antara lain bantuan modal. Di usia 73 tahun ia masih bersemangat dan terus memikirkan cara mengembangkan Hasta Mitra sebagai penerbit gerakan untuk menegakkan demokrasi dengan keringat sendiri. RAZIF

Tuesday, December 13, 2005

Mengenali Diri

Kamis, 27-Oktober-2005, 05:31:21 Tingkat kesuksesan anda, tergantung pada satu orang, yaitu anda sendiri. Apa yang anda mampu kerahkan dalam hidup, adalah apa yang anda akan dapat dari hidup. Anda tidak bisa meminjam, meminta, atau mencuri kesuksesan orang lain. Memang orang lain mampu mengilhami, mengajarkan, mendorong, dan menghibur anda. Tetapi satu - satunya yang menjalani hidup anda dan yang mampu memberikan pilihan terbaik adalah diri anda sendiri. Keberhasilan yang diraih, atau kegagalan yang menimpa dapat ditelusuri jauh ke dalam diri anda. Karena andalah yang menjalani semua ini. Bukan orang lain. Hanya saja, terlalu banyak orang tak mau memikul tanggung jawab itu. Bagi mereka mepertanggungjawabkannya adalah beban. Padahal, tak seorang pemimpin pun tak meraskan kebebasan setelah berani mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Dan, tanggung jawab tertinggi untuk mencapai kebebasan murni adalah bertanggung jawab atas diri sendiri. Seorang bijak pernah menulis demikian: Amatilah pikiranmu, karena akan menjadi ucapanmu. Amatilah ucapanmu, karena akan menjadi tindakanmu. Amatilah tindakanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu. Amatilah kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu. Amatilah karaktermu, karena akan menjadi nasibmu. Di atas semua itu, amatilah diri anda. Hanya mereka yang mengenal dirinya-lah yang akan mencapai ketenangan diri yang sesungguhnya. Anda tidak perlu menjdai orang lain, untuk dapat membuat dunia menjadi berbeda. Setiap orang punya cara sendiri - sendiri untuk mengubah dunia, karena setiap orang memiliki hasrat. Bila hasrat yang ada dalam diri anda adalah hasrat mencari arti hidup diri anda, maka itulah hasrat sejati untuk mengubah dunia. Lepas dari sekedar hasrat, semua yang terjadi, yang dilihat, dan diperhatikan orang adalah tindakan. Setiap tindakan memang menghasilkan banyak kemungkinan, tetapi tanpa tindakan, yang ada hanya hasrat yang gagal. Apakah anda tertarik untuk mengubah dunia hari ini? Siapkan diri anda dalam kesatuan hasrat dan tindakan, dan dunia pun akan memberikan jalan.

Konsistensi, Komitmen Terhadap Publik dan Pola Pemahaman Bekerja Dalam Berbisnis

2005-09-26 09:56:53 Nama : Arif Fadillah Perusahaan : Wono Corporation Jabatan : Alamat : Jl. Delman Elok V. No.26, Tn.Kusir Keb.Lama Jakarta Selatan, 12240 DKI Jakarta Sebuah usaha atau bisnis yang dikembangkan harus mempunyai konsistensi, komitmen dan pola pemahaman bekerja. Mengapa? Pengalaman berikut akan memberikan jawabannya. Saya pernah bekerja pada suatu perusahaan pabrikan furniture Indonesia yang berorientasi ekspor. Saat itu perusahaan sedang dalam kondisi krisis akibat tidak ekonomisnya kuantitas produksi atas kapasitas produksi. Kemudian saya mengolah data yang ada, bekerja sama dengan divisi-divisi terkait dan menghasilkan rencana kerja dan strategi. Setelah disetujui oleh manajemen, maka dimulailah proses pelaksanaannya. Empat bulan setelah proses penyesuaian dan penerapan kerja internal serta penetrasi pasar dan promosi berjalan, rencana dan strategi mulai memperlihatkan hasil sesuai dengan target yang direncanakan dengan indikator perusahaan memperoleh order secara berkelanjutan dengan hasil produksi yang ekonomis sesuai dengan kapasitas produksi, biaya yang dapat ditekan, jadwal delivery yang teratur, lancarnya pembayaran kepada pihak ketiga, komunikasi internal berjalan baik, sistem yang dipatuhi dan proyeksi profit dan profit yang berlipat dari sebelumnya. Setelah 1 tahun menikmati hasil tersebut, sebuah sekelompok konsultan ekspatriat ditunjuk oleh manajemen untuk membantu meng-evaluasi kinerja produksi. Hasil evaluasi menyatakan bahwa produk yang dihasilkan tidak ekonomis untuk kapasitas produksi sehingga produk harus diubah total. Maka terjadilah suatu konflik. Pabrik dihentikan dan diseting ulang sampai ada produk yang ekonomis. Bagaimana dengan order yang ada? Keputusan tersebut berakibat pada terabaikannya seluruh komitmen baik secara internal maupun secara publik. Puncak hasil dari itu semua adalah kembalinya krisis dan bahkan collapse tidak sampai satu tahun kemudian. Dalam hal ini terlihat ketidakmampuan manajemen dalam melihat dan memahami suatu arti proses kerja dalam menghadapi suatu perubahan di industri pabrikan. Sebenarnya apa yang terjadi diatas bukanlah suatu hal yang luar biasa. Namun pengalaman tersebut dapat diambil suatu pelajaran bahwasanya, 1. Konsistensi terhadap rencana dan strategi yang sudah tepat akan membuahkan keberhasilan dan untuk pengembangannya diperlukan suatu proses. Proses akan menghasilkan pengalaman yang berujung pada pemahaman dan kepiawaian. 2. Pemenuhan terhadap komitmen secara internal atau publik akan menjaga kelangsungan bisnis dan reputasinya.

Mewaspadai Empat Perkara

Selasa, 01-November-2005, 23:39:31 Setiap manusia mencari kebahagiaan di dunia ini. Ada yang mencari bahagia di kantor, di sekolah, di warung kopi, di mal, di pasar, atau di mana saja. Mungkin ada yang bahagia saat membeli perhiasan baru, dan ada yang merasa bahagia ketika baru menerima gaji. Bahkan ada pula yang memiliki rasa bahagia hanya karena sepucuk surat dari orang yang tercinta. Kebahagiaan adalah milik siapa saja, baik yang kaya maupun yang miskin, yang berpangkat ataupun tidak, yang memiliki jabatan tinggi atau rendah, yang memiliki gelar ataupun tidak, dari seorang bocah yang masih ingusan hingga yang renta. Semua berhak mendapatkan sesuatu yang bernama bahagia, karena inti kebahagiaan adalah mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Itulah bahagia. Tetapi cobalah tengok aktifitas keseharian kita. Usai bangun tidur dan salat subuh berjamaah dengan isteri dan anak-anak, telpon mulai berdering, radio berbunyi membeberkan bursa efek dan valuta asing, sementara televisi sudah menyuguhkan berita terhangat bahkan gambar yang kadang tak layak dilihat anak-anak kita. Sementara al-Qur'an nyaris kita tinggalkan. Kita lupa terhadap perintah Rasulullah: sinarilah rumahmu dengan bacaan al-Qur'an. Kalau hak Allah tersisihkan, kata Rasulullah, maka Allah akan menumbuhkan empat perkara. Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang pada pagi harinya menjadikan dunia sebagai konsentrasi yang utama, dan sama sekali tidak memperhatikan hak Allah, niscaya Allah akan menumbuhkan empat perkara kepadanya. Pertama, keinginan yang tidak pernah habis- habisnya. Kedua, kesibukan yang tidak pernah terselesaikan olehnya. Ketiga, kebutuhan yang tidak berujung. Dan keempat, angan-angan yang tidak pernah tercapai. (HR Dailami) Hal tersebut terjadi karena konsenstrasi kita belum seimbang. Ada cara yang efektif untuk menghindari dari penyakit tersebut. Ketika kita makan, seyogyanya niatkan untuk mengisi ulang energi dalam rangka beribadah kepada Allah. Manakala kita hendak bekerja, lakukan niat bahwa bekerja adalah perintah Allah yang wajib dilaksanakan untuk menafkahi isteri dan keluarga. Dengan demikian, bekerja atau aktifitas apapun untuk kepentingan keluarga dan masyarakat akan bernilai ibadah di sisi Allah swt. ….Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat perkerjaanmu itu... (QS 9:105) Bekerja itu sendiri adalah nikmat Allah yang wajib disyukuri. Salah satu mensyukuri nikmat itu diaplikasikan dengan menyumbangkan sebagian kecil harta kita kepada orang yang berhak menerimanya. Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa mendermakan harta merupakan salah satu upaya untuk membersihkan harta dari hal-hal yang mengandung syubhat, menolak malapetaka dan penyakit, serta mendatangkan rezeki yang lebih berkah disamping menggembirakan orang miskin (idkhalus suruur lil- mu'minin). Dengan demikian keempat macam penyakit tadi dapat dihindari; segala keinginan pasti terbatas karena hanya karena Allah semata, kesibukan akan terselesaikan karena Allah senantiasa memberi inayah (pertolongan), kebutuhan akan terpenuhi karena Allah swt memberkahi, dan tentunya tidak ada angan-angan yang lebih mulia selain mengharap ridha Allah swt. Wallahu a'lam Taufik Munir

MENGATASI BIAS PSIKOLOGIS DALAM BERINVESTASI

Apakah anda termasuk pengemudi mobil yang lebih baik dari rata-rata, samadengan rata-rata, ataukah lebih buruk dari rata- rata pengemudi mobil ? Pertanyaan ini telah sering ditanyakan dalam percobaan psikologis. Hasilnya, hampir semua orang menjawab bahwa dirinya lebih baik dari rata-rata ! Tentu saja hal itu mustahil, karena seharusnya hanya sekitar 1/3 dari total populasi yang menjadi lebih baik dari rata-rata, 1/3 rata-rata, dan 1/3 di bawah rata- rata. Bisa psikologis semacam itu banyak melanda keputusan manusia. Ini adalah satu dari sekian banyak contoh bias keputusan yang dibahas dalam buku ini. Setiap individu berkembang dengan memiliki prilaku psikologi yang berbeda-beda yang mengakibatkan kita melakukan suatu tindakan tertentu terhadap suatu kejadian. Prilaku ini mempengaruhi cara kita menyaring informasi yang kita dapat setiap harinya. Prilaku tersebut juga memberikan pengaruh terhadap cara kita menggunakan serta mengartikan informasi tersebut dalam mengambil keputusan. Kalau prilaku emosi yang salah terbawa dalam keputusan investasi dampaknya bisa sangat negatif terhadap kekayaan kita. Kebanyakan model teoritis tradisional dalam buku keuangan dan investasi standar di perguruan tinggi dilandasi oleh dua asumsi dasar: § Setiap orang membuat keputusan yang rasional § Setiap orang tidak bias dalam memprediksi masa depan. Akan tetapi para psikolog sudah mengetahui sejak lama bahwa asumsi ini tidak benar. Seringkali individu berprilaku tak rasional dan membuat kesalahan sistematis atas peramalan yang mereka lakukan. Sekarang ini para ekonom keuangan menyadari bahwa individu dapat mengambil keputusan yang tak rasional. Pengertian yang salah terhadap informasi akan mempengaruhi hasil investasi yang pada akhirnya mempengaruhi kekayaan yang dimiliki investor. Walau sudah menjadi pakar dalam teori dari buku-buku ajar investasi modern, investor akan tetap gagal dalam berinvestasi apabila keputusan yang diambil masih sangat dipengaruhi oleh bias psikologis. Buku ini memberikan penjelasan mengenai berbagai bentuk bias psikologis serta pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan dan menunjukkan mekanisme pengaruh bias-bias terhadap keputusan investasi, serta dampak negatifnya terhadap kekayaan investor. Selanjutnya, setelah memahami bias ini, kita diberikan tips cara mengenalinya dan menghindari bias-bias tersebut dalam kehidupan kita. Pemakaian ilustrasi kejadian umum yang biasa terjadi sehari-hari mempermudah pemahaman mengenai berbagai bias psikologis yang mempengaruhi prilaku investasi. Bagian pertama dimulai dengan sebuah pertanyaan "should I read this book now, or later?" (haruskah saya membaca buku ini sekarang atau nanti?). Banyak orang selalu menunda-nunda untuk melakukan suatu hal yang menurut mereka dapat dilakukan di waktu yang akan datang, walau di masa datang akan memakan waktu yang lebih panjang untuk penyelesaiannya atau pencapaiannya. Penundaan pengambilan keputusan merupakan penyakit kronis yang banyak terjadi. Terdapat 5 bagian dalam buku ini. Pada 3 bagian pertama diberikan ilustrasi berbagai bias psikologis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bagian ke-4 menjelaskan dampak internet yang memperburuk problem psikologis ini. Akhirnya bagian ke-5, menggambarkan serta menjelaskan kiat bagi investor untuk dapat membantu dirinya dalam mengatasi pengaruh psikologis dalam pengambilan keputusan investasi. Tema besar dalam bagian pertama adalah mengenai kesalahan umum "Not thinking clearly" (tidak berpikir jernih). Dalam pembahasannya, John R. Nofsinger menjabarkan tentang kecepatan serta ketersedian informasi yang semakin mudah didapat oleh semua golongan investor baik pemula maupun yang sudah berpengalaman melalui internet. Karena kurangnya pengalaman serta training, investor individual sering salah dalam mengartikan atau menginterpretasikan informasi yang diperoleh (illusion of knowledge). Selanjutnya ada ilusi kendali (illusion of control). Penelitian psikologi menunjukkan bahwa orang yang melempar sendiri koin cenderung lebih yakin bahwa dirinya bisa mempengaruhi hasil pelemparan koin (yang menghadap ke atas itu sisi muka atau sisi belakang). Di masa lalu banyak investor mempercayakan dananya kepada salah satu institusi keuangan, dan keputusan menempatkan investasi diambil oleh manajer investasi profesional. Sekarang, investor lebih memilih untuk mengambil keputusan sendiri berdasarkan interpretasi yang diyakininya benar. Semakin sering atau aktif investor dalam mengambil keputusan akan semakin tinggi kejadian illusion of control. Kedua ilusi ini merupakan penyebab utama mengapa investor individu merasa percaya diri secara berlebihan atau overconfidence. Rasa percaya diri yang berlebih dapat mengakibatkan meningkatnya volume transaksi dan sehingga investor menanggung risiko lebih besar dan mengakibatkan kerugian yang besar terhadap investasinya. Penelitian Barber dan Odean menganalisis hubungan antara tingkat turnover (perputaran atau transaksi) dengan tingkat pengembalian (return). Dari hasil penelitian tersebut, Barber dan Odean mendapatkan bahwa investor dengan tingkat turnover yang tinggi hanya menghasilkan keuntungan bersih sebesar 11.4%. Sedangkan investor dengan tingkat turnover yang rendah mendapatkan rata-rata keuntungan bersih 18,5% (halaman 26-27). Barber dan odean juga mendapatkan hasil bahwa pria bujangan memiliki tingkat risiko portofolio tertinggi diikuti oleh pria yang sudah menikah, wanita yang sudah menikah dan terakhir wanita bujangan. Emosi atau kekuatan bias psikologi dapat membuat investor mengabaikan hal-hal jelek mengenai sesuatu yang telah dikenal dan diketahuinya secara emosional. Misal saja, secara emosi kita sangat dekat dengan keluarga kita sehingga bila salah satu melakukan kesalahan maka sering kali kita mengabaikannya. Perasaan bahwa investor sangat mengetahui suatu saham atau keterikatan secara emosional terhadap sesuatu saham dapat megakibatkan investor tidak melakukan perubahan walau perusahaan tersebut mengalami kesulitan. Tambahan pula, tingkat keyakinan investor sebelumnya ketika saham itu sangat baik dapat lebih menguatkan investor untuk menunda keputusan atau tidak melakukan apapun terhadap informasi yang didapat (status quo bias). Orang cenderung menghindari segala sesuatu yang mengakibatkan penyesalan (regret) dan mencari sesuatu yang membanggakan (pride). Penyesalan adalah rasa sakit secara emosional yang diakibatkan oleh keputusan buruk sebelumnya. Sedangkan kebanggaan atau pride adalah rasa senang secara emosi yang terjadi akibat keputusan yang diambil menguntungkan. Keinginan setiap individu untuk merasakan kesenangan – mencari kebanggaan atau seeking pride- mengakibatkan investor menjual terlalu dini investasinya yang untung. Sebaliknya kecenderungan penghindaran penyesalan mengakibatkan investor menunda terlalu lama penjualan investasi yang merugi. Penelitian ini dilakukan atas 75,000 investor yang membeli serta kemudian diikuti dengan transaksi jual. Hasilnya adalah investor akan lebih cepat menjual sahamnya apabila mendapatkan keuntungan. (hal. 49-50). Apabila investor membeli saham dan dengan cepat harganya naik, kenaikan ini akan menimbulkan keinginan investor untuk menjual dan mendapatkan keuntungannya dengan cepat. sehingga dapat mengabarkan berita ini kepada teman, saudara dan kerabat lainnya. Sebaliknya, bila investor membeli saham dan dalam waktu singkat harganya turun dengan cepat, investor akan menunggu dengan harapan saham tersebut akan naik kembali di waktu yang akan datang. Perkembangan teknologi khusunya internet mengakibatkan perubahan cara orang berkomunikasi, berbelanja, melakukan bisnis dan menerima atau mengirin informasi atau pengumuman. Lebih jauh lagi internet merubah cara orang berinvestasi. Internet memberikan berbagai kentungan bagi investor, antara lain kemudahan akses bertransaksi, serta mempercepat distribusi informasi sampai kepada investor. Bagian keempat yaitu "Investing and the Internet," memaparkan interaksi antara internet, psikologi, dan investasi. Kecepatan serta keberadaan informasi tanpa batas kepada investor lebih memperburuk tingkat bias psikologis terutama dalam hal "illusion of knowledge" dan "illusion of control" yang mengakibatkan investor merasa terlalu percaya diri atau overconfidence. Bagian akhir buku ini bertema "What Can I Do About It?" menjelaskan kiat investor untuk menghindari berbagai bias psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan investasi. Sulitnya mempertahankan self-control dalam hal bias psikologis diillustrasikan pada bab 14. Sedangkan bab terakhir menjelaskan perencanaan, dorongan serta rule of thumb atau aturan umum yang dapat menolong Anda dalam menghindari berbagai bias psikologis yang biasa terjadi. Pelajaran penting dari buku ini adalah bahwa pengetahuan akan berbagai aspek mengenai saham tidak menjamin keberhasilan bila keputusan investasi. Pelajaran ini sejalan dengan pendapat Jake Bernstein dalam buku terlaris Investor's Quotient bahwa kecerdasan finansial hanya 10% tergantung dari pengetahuan dan 90% tergantung dari kebiasaan. Secara keseluruhan buku ini akan sangat menarik bagi semua kalangan investor baik pemula maupun yang `merasa' sudah berpengalaman. Perspektif baru dalam berinvestasi dengan tidak mengabaikan aspek emosi atau aspek psikologis yang dijelaskan dalam buku ini juga akan sangat berguna bagi manajer investasi profesional dan merupakan bahan penelitian menarik bagi para akademisi psikologi maupun keuangan/investasi.

Garam & Telaga

Kamis, 24-November-2005, 17:33:03 Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung masalah.Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu memang tampak tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.Coba minum ini, dan katakan bagaimana rasanya....., ujar Pak tua itu.Pahit, pahit sekali.., jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak tua itu lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk - aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. Coba , ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak tua berkata lagi,Bagaimana rasanya?. Segar, sahut tamunya. Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?, tanya Pak tua lagi. Tidak, jawab si anak muda. Dengan bijak, Pak tua itu menepuk - nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. Anak muda, dengarlah.. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua tergantung pada hati kita.Jadi, saat kamu merasakan kepahitan & kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Pak tua itu lalu kembali memberikan nasehat. Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan. Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama - sama belajar hari itu. Dan Pak tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan segenggam garam, untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

17 Kunci Sukses Waralaba

Selasa, 29-November-2005, 10:14:40 Setiap perusahaan yang mempertimbangkan waralaba sebagai metode pertumbuhan dan distribusi atau individu yang mempertimbangkan waralaba sebagai metode untuk memulai bisnis sendiri, harus memiliki kunci sukses bagi industri ini. Untuk itu SMfranchise menyarikan 17 kunci sukses bagi usaha waralaba, yaitu : 1. Usaha yang dijalankan merupakan suatu prototipe usaha(atau rangkaian toko) yang terbukti sukses. Faktor kunci ini merupakan dasar program waralaba. Toko-toko ini harus telah teruji, diperbaiki, dan dioperasikan dengan berhasil serta terus menguntungkan. 2. Memiliki tim manajemen yang kuat yang terdiri dari karyawan, manager dan direktur (dan juga konsultan- konsultan yang kompeten) yang mengerti industri khusus yang menjadi bidang usaha waralaba tersebut, serta memahami aspek hukum serta bisnis dari waralaba sebagai metode ekspansi. 3. Memiliki modal yang memadai untuk memulai dan mengembangkan suatu program waralaba dan memastikan bahwa tersedia cukup modal bagi franchisor untuk menyediakan dukungan awal maupun lanjutan pada franchisee. Franchisee yang direkrut juga harus memiliki cukup modal untuk mendanai biaya investasi dan biaya operasional (modal kerja) pada tahap awal pertumbuhan usahanya. 4. Memiliki identitas dagang yang khas, berbeda dan dilindungi oleh hukum. Semua itu mencakup nama dagang (merek), seragam, signage, slogan, pakaian dan citra perusahaan keseluruhan. 5. Memiliki metoda operasi dan manajemen yang terbukti dan dituangkan dalam bentuk manual operasi tertulis yang komprehensif, dan tidak mudah ditiru oleh pesaing. Menjaga nilainya bagi franchisee dalam waktu yang panjang serta dapat dikontrol melalui standar kendali mutu operasional yang obyektif dan jelas. 6. Memiliki program pelatihan yang sistematis dan aplikatif bagi franchisee - baik di kantor pusat, di toko atau di lokasi yang diajukan oleh franchisee. Pelatihan ini dapat diadakan pada awal kerjasama atau sebagai program kontinyu. 7. Memiliki staff pendukung lapangan (franchise support) yang terlatih dan professional. Staff ini secara periodik membantu franchisee dan memantau standar kendali mutu. 8. Memiliki dokumen sah yang komprehensif yang mencerminkan strategi bisnis perusahaan dan kebijakan operasinya. Dokumen penawaran (Franchise Offering Circular) harus disiapkan sesuai dengan hukum setempat, dan perjanjian waralaba harus menunjukkan keseimbangan antara hak dan kewajiban franchisor maupun franchisee. 9. Usaha yang ditawarkan memiliki permintaan pasar yang terbukti memadai untuk produk dan jasa yang dikembangkan oleh franchisor. Produk dan jasa franchisor harus memiliki pasar yang mampu menjamin pertumbuhan penjualan yang berkesinambungan bukan merupakan trend atau model sesaat, mampu menyesuaikan terhadap rencana dari saingan langsung maupun tidak langsung, dan pada pergeseran preferensi konsumen. 10. Memiliki sekumpulan standar arsitektur dan kriteria pemilihan lokasi yang seragam. Standar ini telah dikembangkan secara hati-hati dan bisa dengan mudah diperoleh dalam pasar real estate yang kompetitif. 11. Memahami pemahaman yang tepat terhadap pesaing (langsung maupun tidak langsung) yang akan dihadapi oleh franchisor dalam memasarkan waralaba pada calon franchisee, dan saingan yang akan dihadapi franchisee dalam memasarkan produk dan jasanya kepada calon pelanggan. 12. Memiliki hubungan dengan pemerintah, pemasok, lembaga keuangan, developer, dan sumber daya penting lainnya. 13. Memiliki sistem penyaringan dan rekruitment franchisee untuk mengidentifikasi kualifikasi atas persyaratan yang harus dipenuhi calon franchisee, misalnya kemampuan keuangan, kehandalan bisnis, dan pemahaman akan industri bersangkutan. 14. Memilki sistem pelaporan dan pencatatan yang efektif untuk menjaga kinerja franchisee dan memastikan bahwa royalty dilaporkan secara akurat dan dibayar tepat waktu. 15. Memiliki kemampuan dan fasilitas riset dan pengembangan produk dan jasa baru bagi konsumen secara kontinyu melalui jaringan waralaba. 16. Memiliki sistem komunikasi yang mempermudah dialog terbuka dan berkesinambungan dengan franchisee, yang nantinya akan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik dalam jaringan ini. 17. Memiliki program advertising, pemasaran dan kehumasan di tingkat lokal, daerah, nasional bahkan internasional; yang dirancang untuk mendapat calon franchisee dan juga konsumen di tempat-tempat yang dijalankan oleh franchisee. Mudah-mudahan dengan upaya untuk memiliki 17 Kunci Sukses tersebut, para Franchisor Lokal di Indonesia akan mampu meningkatkan daya saingnya dan sukses membesarkan para franchisenya. Selamat berlomba di sirkuit waralaba. Sumber: Sukses Membeli Hak Waralaba (SMfranchise, 1998)

Peraturan Pemerintah mengenai Waralaba

Selasa, 29-November-2005, 10:32:59 Sebelum anda ingin memulai bisnis waralaba, Anda harus mengetahui tentang Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang bisnis waralaba di Indonesia. Berikut ini adalah kutipan PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 1997 dari http://www.depkop.go.id Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa; Pemberi Waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya; Penerima Waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki Pemberi Waralaba. Waralaba diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba. Perjanjian Waralaba dibuat dalam bahasa Indonesia dan terhadapnya berlaku hukum Indonesia. Sebelum membuat perjanjian, Pemberi Waralaba wajib menyampaikan keterangan kepada Penerima Waralaba secara tertulis dan benar sekurang-kurangnya mengenai : a. Pemberi Waralaba, berikut keterangan mengenai kegiatan usahanya; b. Hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang menjadi objek Waralaba; c. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi Penerima Waralaba; d. Bantuan atau fasilitas yang ditawarkan Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba; e. Hak dan kewajiban Pemberi dan Penerima Waralaba; f. Pengakhiran, pembatalan, dan perpanjangan perjanjian Waralaba serta hal-hal lain yang perlu diketahui Penerima Waralaba dalam rangka pelaksanaan perjanjian Waralaba. Yang dimaksud dengan hak atas kekayaan intelektual meliputi antara lain merek, nama dagang, logo, desain, hak cipta, rahasia dagang dan paten. Yang dimaksud dengan penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus dari pemiliknya. Informasi selengkapnya bisa anda download di menu kiri, pilih Download - Ebook Peraturan Pemerintah tentang Waralaba.

Bisnis Perusahaan di Bawah Naungan Institusi

2005-09-26 10:47:00 Nama : Imam Mudhofir Perusahaan : Kopma Dr. Angka ITS Jabatan : Alamat : Keputih, Sukolilo Surabaya, 60111 Jawa Timur Sebuah perusahaan kecil yang ingin berkembang, namun selalu dihadapkan pada kebijakan dari sebuah institusi yang menaunginya memiliki daya tarik sendiri untuk dikaji. Di perusahaan ini, saya sebagai seorang direktur bisnis yang dibantu dua asisten ketika di lapangan. Perusahaan saya memiliki banyak unit usaha, antara lain: wartel, mini market, fastfood, swalayan, fotokopy, counter dll. Bisa diistilahkan di sini, perusahaan tempat saya bekerja seperti anak dari Ibu tiri, penuh tanda tanya... Apakah ibu tiri itu baik atau tidak. Mendirikan usaha baru adalah suatu hal yang tidak aneh lagi saya lakukan. Bermacam studi kelayakan bisnis sudah saya buat, akan tetapi seolah-olah kandas di tengah jalan ketika semua itu akan saya realisasikan. Walaupun dari aspek bisnis sudah layak untuk direalisasikan, muncul beberapa kendala. Adapun kendala utama yang sering saya hadapi ketika merealisasikan sebuah ide bisnis dalam perusahaan di bawah sebuah institusi adalah: 1. Perijinan Perijinan ini pengaruhnya besar sekali untuk kemajuan sebuah usaha nantinya, bagaimana pihak kedua (yang diajak kerjasama) akan mau bekerja sama dengan kita apabila kita tidak memiliki surat ijin yang jelas dari institusi yang menaunginya. Misalnya dalam peminjaman modal untuk memajukan sebuah usaha. Suatu pengalaman ketika saya mau mendirikan sebuah wartel. Telkom meminta sebuah jaminan dari institusi tersebut. Akhirnya wartel tetap berdiri walau secara ilegal karena tak dapat ijin, dengan konsekuensi siap untuk dibongkar. Dari aspek bisnis, usaha ini bisa dikatakan berhasil. Siapakah yang salah? Institusi yang tak mengerti bisnis ataukah pebisnis yang tak paham institusi??? 2. Marketing Banyak cara dilakukan sebuah perusahaan untuk menarik konsumen sebanyak mungkin agar meningkatkan omset penjualan di unit usahanya. Salah satunnya dengan fisik dari unit itu sendiri. Contoh kasus bagaimana saya harus membuat ruangan di unit usaha saya menarik yaitu dengan dicat warna yang berbeda dengan yang lain, namun dengan alasan sebuah kebersamaan di institusi, pengecatan yang saya lakukan seakan-sia- sia karena harus dicat sama dengan gedung-gedung lainnya. Siapa yang diutamakan?? Kebersamaan dari institusi atau kemajuan sebuah usaha di perusahaan ??? 3. Branding Branding merupakan salah satu bentuk promosi yang biasanya dilakukan oleh perusahaan besar, misalkan Sosro, Coca-cola, A-mild dll. Banyak sekali yang saya dapatkan dari jenis kerjasama seperti ini. Jadi, perusahaan saya sebagai penyedia tempat dan mereka yang melakukan branding produknya, misalnya dengan memasang logonya, mengecat, dll. Namun dengan alasan tertentu, misalnya membebaskan institusi dari image rokok, branding rokok dilarang, dll, sekali lagi perusahaan saya kehilangan peluang besar karena kasus kasus seperti ini. Kesimpulan: 1. Bahwa ketika sebuah perusahaan berada di bawah naungan institusi, perlu diketahui batasan yang jelas antara hak dan kewajiban, apalagi institusi tersebut punya segmen pasar yang sama, sehingga mana yang bisa diolah untuk usaha dan mana yang bukan. 2. Keberanian dari pemilik perusahaan itu sendiri, karena dengan tanggung jawab yang jelas menuntut usaha yang jelas pula. Seperti anak yang kehilangan induknya. Demikian pengalaman saya ketika saya terjun di sebuah perusahaan kecil dibawah naungan sebuah institusi yang besar, yang kadang membuat peusahaan itu tidak ada nyali karena adanya kebijakan-kebijakan yang kadang menghambat kemajuan sebuah usaha perusahaan. SEMANGAT!!!!!!

Wabah Bisnis Waralaba di Tanah Air

By admin Selasa, 29-November-2005, 10:36:22 91 clicks Bisnis waralaba atau franchise belakangan mewabah dunia usaha di Tanah Air, terutama kalangan muda yang bermodal kuat. Sebagian pengusaha berpendapat, mengembangkan bisnis ini relatif lebih mudah dibanding memulai bisnis dari nol. Menurut Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar di Jakarta, baru-baru ini, usaha waralaba di Indonesia memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Sekitar 65 persen pembeli lisensi waralaba berhasil mengembangkan usahanya dan tak sekadar balik modal. Sejauh ini, terdapat sekitar 270 usaha waralaba asing dan sekitar 20 waralaba lokal di Indonesia. Waralaba asing Lebih banyak karena pengusaha luar negeri memiliki pengalaman lebih lama dalam bisnis waralaba dengan berbagai keunikan usahanya. Besar kecilnya modal untuk terjun ke bisnis waralaba tergantung dari jenis usaha dan produk yang dipilih. Sejumlah bisnis waralaba dikategorikan sebagai usaha jangka pendek bila modal kembali dalam waktu dua hingga tiga tahun. Sementara bisnis jangka panjang butuh waktu pengembalian modal sekitar empat hingga lima tahun. Menurut Anang, supaya berhasil dalam bisnis waralaba, pengusaha perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain lokasi berusaha yang strategis. Salah satu contoh bisnis waralaba yang berhasil mengembangkan usahanya adalah lembaga kursus bahasa International Language Program (ILP). Awalnya, bisnis ini hanya berupa kursus bahasa Inggris di sebuah rumah di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada 1997, bisnis ini berkembang menjadi perusahaan penjual waralaba. Dalam waktu tujuh tahun saja, cabang ILP berkembang dari tujuh cabang menjadi 35 cabang. Perjalanan bisnis ILP terbilang mulus meski sempat terhambat dengan pemilihan lokasi yang tepat. Untuk bergabung dengan waralaba ini, pembeli lisensi setidaknya membutuhkan dana sebesar Rp 1 miliar. Dengan modal sebesar itu pembeli lisensi mendapatkan pelatihan dasar bagi pegawai dan bantuan promosi. Kita ada training untuk semua pegawai dari tingkat yang paling tinggi hingga ke staf, kata Direktur Marketing ILP Susan. Namun, biaya itu tidak termasuk dengan tempat usaha yang rata-rata harus memiliki luas antara 500 meter persegi hingga 700 meter persegi. Keuntungan dapat dicapai pembeli lisensi setelah empat tahun berusaha dengan pembayaran royalti sebesar 12 persen dari keuntungan. Berbeda dengan ILP, bisnis waralaba minuman Teh Mutiara atau terkenal dengan istilah Bubble Tea membebaskan peminatnya dari biaya royalti. Untuk bergabung dengan bisnis ini, peminat diwajibkan membayar Rp 40 juta. Dana itu digunakan untuk biaya waralaba dan bahan baku minuman selama empat bulan. Bila digabung dengan biaya mesin seperti juicer dan sewa outlet, total modal yang dibutuhkan mencapai Rp 80 juta. Dengan modal awal sebesar itu, dijanjikan investasi pembeli lisensi kembali dalam tempo lima bulan. Syaratnya, pembeli lisensi dapat menjual sebanyak 150 gelas per hari dengan harga rata-rata Rp 10 ribu per gelas. Untuk tingkat pengembalian investasi antara lima hingga enam bulan, itu bisa dicapai jika memilih lokasi yang ramai, papar Direktur Perusahaan Teh Mutiara Dendy Sjahada. Seperti bisnis pada umumnya, untuk menjalani waralaba diperlukan kepekaan terhadap pengembangan usaha seperti pemilihan lokasi dan kecermatan memanfaatkan celah menguntungkan dari selera dan kebutuhan masyarakat. Kendati nama dagang terkenal, promosi tetap diperlukan untuk memajukan usaha. Waralaba adalah pengaturan bisnis dengan sistem pemberian hak pemakaian nama dagang oleh franchisor kepada pihak independen atau franchisee untuk menjual produk atau jasa sesuai dengan kesepakatan. Konon, konsep waralaba muncul sejak 200 tahun Sebelum Masehi. Saat itu, seorang pengusaha Cina memperkenalkan konsep rangkaian toko untuk mendistribusikan produk makanan dengan merek tertentu. Era modern waralaba berkembang di Amerika Serikat pada 1863 yang dilakukan pengusaha mesin jahit Singer dan kemudian diikuti Coca Cola pada 1899. Di Indonesia, waralaba mulai berkembang pada 1950-an dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi atau menjadi agen tunggal pemilik merek. Pada awal perkembangan bisnis waralaba di Indonesia, restoran cepat saji yang cukup terkenal antara lain Kentucky Fried Chicken. Seseorang yang tertarik dengan peluang bisnis waralaba biasanya wajib membeli lisensi atau izin penggunaan nama yang disebut initial fee atau franchise fee. Selain berhak menggunakan nama dagang, sebagai imbalan, pembeli mendapat pengetahuan sistem bisnis serta pelatihan karyawan yang sama dengan pihak yang mengeluarkan lisensi. Pembeli lisensi juga harus membayar royalti dari persentase penjualan.(ZAQ/ Tim Liputan 6 SCTV) Liputan6.com, Jakarta

Bagaimana Membuat Business Plan

Selasa, 22 Maret 2005 Saya dan beberapa orang teman akan membentuk CV dengan beberapa bidang usaha. Secara umum, bagaimana menyusun business plan? Apa saja yang harus masuk dalam business plan tersebut? Business plan ini harus kami susun dengan baik karena ada stakeholder yang mau bekerjasama dengan kami, sekaligus meyakinkan mereka. Atas jawabannya saya ucapkan terimakasih. Ray Suherman Jawaban Business Plan (BP) pada dasarnya adalah deskripsi tertulis mengenai masa depan bisnis anda, yang menjelaskan APA dan BAGAIMANA rencana anda. BP biasanya digunakan oleh wiraswastawan yang sedang mencari calon investor untuk menyampaikan visi mereka kepada calon investor. BP juga sering kali digunakan oleh perusahaan untuk menarik karyawan penting, prospek bisnis baru, berhubungan dengan supplier, atau bahkan hanya untuk diberikan kepada siapapun agar mereka lebih mengerti bagaimana mengelola perusahaan anda secara lebih baik. BP pada umumnya terdiri dari Tujuan bisnis, Strategi yang digunakan untuk mencapainya, Masalah potensial yang kira-kira akan dihadapi dan cara mengatasinya, Struktur organisasi (termasuk jabatan dan tanggung jawab), dan Modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan anda dan bagaimana mempertahankannya sampai mencapai break even. Menarik tidaknya sebuah BP juga tergantung pada bagaimana cara Anda menulis dan menyusunnya. Seringkali kita memiliki ide bisnis yang brilian, namun belepotan dalam mengungkapkannya dalam bentuk BP. Sebuah perencanaan Bisnis akan baik apabila mengikuti pedoman yang telah disepakati secara umum dalam dunia bisnis, baik dari segi susunan maupun isi. Ada 3 bagian utama dari sebuah Perencanaan Bisnis: Yang pertama adalah Konsep Bisnis, yang menjelaskan secara rinci industri yang digeluti, struktur bisnis, produk dan jasa yang ditawarkan dan bagaimana rencana anda untuk mensukseskan bisnis anda. Yang kedua adalah market/pasar, yang membahas dan menganalisa konsumen potensial: siapa dan dimana mereka berada, apa yang menyebabkan mereka mau membeli, dan lain-lain. Dalam bagian ini, anda juga perlu menjelaskan persaingan yang akan dihadapi dan bagaimana anda memposisikan diri anda untuk memenangkannya. Yang terakhir yaitu Finansial, mencakup estimasi pendapatan dan arus kas, neraca serta rasio keuangan lainnya, seperti analisis break even. Untuk ini anda mungkin akan memerlukan bantuan seorang akuntan dan program software spreadsheet yang bagus. Ketiga bagian tersebut dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi, menjadi 7 komponen kunci: 1. Executive summary 2. Deskripsi Bisnis 3. Strategi pasar 4. Analisis kompetitif 5. Rencana Desain dan Pengembangan 6. Rencana Operasi dan Manajemen 7. Faktor-faktor keuangan Panjang pendeknya sebuah BP sangatlah tergantung fungsi perencanaan bisnis itu sendiri. Biasanya BP setebal 15 – 20 halaman. Namun jika anda mengajukan sebuah bisnis baru atau bahkan industri baru, maka anda akan memerlukan penjelasan lebih untuk menyampaikannya, bahkan mungkin sampai 100 halaman lebih. Demikian pula jika anda membutuhkan jutaan dolar sebagai modal untuk memulai suatu usaha yang beresiko, maka anda akan perlu untuk menyediakan banyak penjelasan untuk meyakinkan. Namun jika anda hanya ingin menggunakan perencanaan tersebut untuk tujuan internal, untuk mengatur bisnis anda, maka sebuah versi singkat sudah cukup memadai. Selamat mencoba (swa)

Studi Kelayakan Bisnis, Penting atau Tidak?

Kamis, 14 Juli 2005 Saya ingin menanyakan apakah dalam memulai suatu usaha atau bisnis kita harus melakukan studi kelayakan bisnis dan apakah fungsi dan tujuan dilakukanya studi kelayakan bisnis tersebut serta apa perbedaan dari studi kelayakan bisnis dengan perencanaan bisnis (business plan) dan apa kaitannya. Atas jawab yang diberikan saya mengucapkan terima kasih. Noverizal Jawaban Dear Noverizal, Sudah sepatutnya untuk memulai usaha harus melakukan studi kelayakan terlebih dulu. Memang ada beberapa pelaku bisnis, yang karena pengalamannya yang sangat luas dan naluri bisnisnya yang sangat tajam, tidak melakukan studi kelayakan dan ternyata sukses. Namun kasus seperti itu sangat jarang terjadi. Kalau pun terjadi, itu memerlukan beberapa prasyarat yang sulit didapat, misalnya mendapatkan hak monopoli bisnis. Ketika Anda mau masuk ke bisnis dengan situasi ekonomi normal, maka studi kelayanan wajib dilakukan. Salah satu faktor utama kegagalan bisnis adalah tidak melakukan studi kelayakan sebelumnya. Tak sedikit para pebisnis pemula yang masuk ke bisnis dengan semangat tinggi dan abai terhadap pasar. Mereka terpukau oleh ide bisnis, dan segera bergerak karena naluri untuk secepat mungkin mewujudkan bisnis itu. Banyak pebisnis yang tidak sadar bahwa perasaan antusias mereka seringkali melebih-lebihkan ide mereka, sekaligus merasa bahwa potensi pasar sangat tinggi dan produk/ solusi mereka bakal diterima pasar dengan mulus. Anda tidak harus melakukan studi kelayakan dengan biaya besar dan makan waktu. Yang penting, Anda harus melakukan riset pasar, seberapa besar potensi pasar bisnis yang akan Anda masuki, siapa saja pesaingnya, seberapa besar pertumbuhan pasarnya, bagaimana peta persaingannya, seberapa besar sesungguhnya kebutuhan pasar terhadap produk/jasa tersebut. Jika sudah mendapatkan data-datanya, silahkan berhitung, layakkah jika Anda membuka bisnis itu. Penghitungan layak tidaknya juga tidak usah terlalu rumit. Hitung saja berapa tingkat pengembalian modal (ROI/Return on Investment) Anda selama periode tertentu, berapa tahun masa tanpa untung dan berapa tahun Anda menginginkan modal Anda kembali. Jika ROI nya berada pada atau di atas rata-rata ROI industri yang sama dengan yang Anda masuki, maka bisnis itu layak dijalankan. Studi kelayakan ini merupakan alat untuk meyakinkan pelaku bisnis untuk memilih menjalankan bisnis atau tidak. Memang adakalanya studi kelayakan merekomendasikan "tidak layak" namun sang pelaku bisnis tetap ngotot menjalankan. Itu boleh saja karena pelaku bisnis memiliki alat analisa lain yang secara ilmiah tak terukur namun kadangkala manjur, yakni naluri bisnis. Lalu apa bedanya dengan perencanaan bisnis atau Business Plan (BP)? BP biasanya dipakai untuk mendeskripsikan apa bisnis Anda dan bagaimana masa depannya. Ini biasanya digunakan untuk mencari investor yang mau mendanai bisnis itu atau mengajukan pinjaman ke bank. Untuk lebih ditilnya mengenai BP, silahkan baca konsultasi mengenai hal itu di "Bagaimana Membuat Business Plan" Salam (swa)

Bagaimana Membangun Organisasi Bisnis Baru

Selasa, 25 Oktober 2005 Salam kenal. Terus terang saya baru membuka swa.co.id, tapi begitu membaca, bagus banget. Dulu memang saya kurang tertarik dengan bisnis, tapi belakangan justeru saya sering ketemu dengan bisnisman, jadi tertarik dan ingin belajar sambil praktek. Saya sama teman-teman sedang proses membuat PT yang bergerak di bidang multimedia dan informatika. Pertanyaannya: 1. Bagaimana membuat struktur perusahaan yang baik dan benar menurut kaidah Manajemen. 2. Divisi apa saja yang diperlukan, karena saat ini baru proses jalan, dan apa job masing-masing divisi tersebut? Terimakasih banyak atas jawabannya. Eko Hilal , Yogyakarta Jawaban Dear Eko Saya senang mendengar Anda mau membuka usaha baru yang bakal meningkatkan peluang kerja di negeri ini. Sebagai perusahaan yang baru dibangun, berdasarkan pengalaman saya, sebaiknya tidak perlu terlalu kaku membuat struktur organiasi perusahaan. Yang harus menjadi perhatian utama adalah komponen apa saja yang diperlukan oleh perusahaan baru, terutama di bidang multimedia dan informatika. Pertama: pemasaran dan penjualan. Seringkali usaha baru bangkrut karena divisi pemasaran dan penjualannya loyo. Banyak yang merasa mampu membuat solusi multimedia dan informatika membuat usaha baru namun setahun kemudian tutup karena tidak dapat proyek. Tugas divisi ini adalah melakukan riset pasar, promosi, mencari prospek klien, melakukan presentasi sampai dapat menghasilkan proyek untuk perusahaan. Kedua: produksi. Saya rasa Anda sudah paham proses produksi di bidang ini sehingga dapat membuat struktur organisasi yang tepat. Meski demikian, saya menyarankan agar setiap proyek dikelola oleh Manajer Proyek yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan proyek. Manajer Proyek ini sifatnya temporer: ada ketika ada pekerjaan, sehingga tidak perlu ada di struktur organisasi. Namun dalam pekerjaannya Manajer Proyek membawahi seluruh tim produksi seperti desainer dan programmer sekaligus menjadi penghubung ke klien. Ketiga: Administrasi dan Keuangan. Divisi ini bertanggung jawab terhadap masalah legal, administrasi, pembuatan invoice, penagihan, pembayaran dan tetek bengek keuangan termasuk mengatur cash flow dan membayar gaji karyawan. Ketiga divisi itu cukup dipegang oleh masing-masing satu orang. Direksi saya kira cukup satu saja. Demikian pula komisaris. Perusahaan baru sebaiknya cukup mengkonsentrasikan pada tiga fungsi dasar tersebut. Bersamaan dengan pertumbuhan perusahaan, jika dirasa perlu melakulan reorganisasi, lakukan saja. Ingat: sa;ah satu daya hidup perusahaan kecil ada pada fleksibilitas organisasinya. Oleh karena itu, manfaatkan daya hidup ini sebaik mungkin. Semoga sukses. (swa)

Ide Bisnis Muncul Ketika Sedang Jalan-jalan

2005-09-26 10:53:52 Nama : Jackie Ambadar Perusahaan : Le Monde Jabatan : Alamat : . Jakarta, . DKI Jakarta Sebenarnya, ide untuk mengembangkan Le Monde ini muncul ketika saya jalan-jalan ke Australia dan melihat sebuah toko perlengkapan bayi. Dari situ terbersit keinginan untuk mengembangkan usaha pakaian anak. Karenanya, bermodalkan uang Rp 900 ribu dan dua buah mesin jahit, pada awal 1980-an bersama tiga saudara: Nina, Ida dan Soraya, serta dua orang karyawan, saya mulai merintis usaha memproduksi perlengkapan bayi yang diberi merek Le Monde. Le Monde ini pertama kali dijajakan di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan. Ketika itu barang yang dipajang langsung diborong salah seorang istri pejabat. Sejak itu, bisnis keluarga ini mulai berkembang. Untuk memperkuat legalitas Le monde, pada 1982 dibentuk PT Lembanindo Tirta Anugrah (LTA). Rupanya respon pasar terhadap produk Le monde cukup bagus. Terbukti, setiap tahun penjualan mampu bertumbuh 30%-50%. Boleh jadi karena bisnis ini merupakan kebutuhan dasar bagi setiap keluarga yang mempunyai bayi, sehingga prospeknya akan terus terbuka. Tak hanya itu, sejak 1986 Le Monde juga sudah mampu menembus pasar ekspor. Produk perlengkapan bayi yang terdiri dari toweling (bahan handuk), apparel, tempat tidur bayi hingga beraneka macam asesoris ini sudah diekspor ke beberapa negara di Asia Tenggara, Australia, Jerman hingga negara-negara Timur Tengah, seperti Kuwait, Bahrain dan Uni Emirat Arab. Di dalam negeri pun saya terus memperkuat dan melebarkan jangkauan bisnis Le monde. Saat ini, dengan lebih dari 100 item (SKU) range produk yang dimiliki, produk Le monde bisa dijumpai di lebih 100 outlet yang tersebar di berbagai dept store di seluruh Indonesia, seperti Sogo, Metro, Pasaraya, Sarinah, Keris Galery, D’Best, Yogya, Matahari Dept. Store dll. Juga sudah tersebar di 11 gerai Le Monde Baby’s World, yakni di Jakarta, Bogor, Bandung, Malang dan Medan. Rata-rata per outlet mampu membukukan penjualan sebesar Rp 100 juta sampai Rp 150 juta per bulan. Secara keseluruhan, dengan total karyawan mencapai 1000 orang, sampai akhir 2003 kami sudah mampu membukukan omzet sebesar Rp 13 milyar. Sejak 2002, saya pun mulai membuka peluang kerjasama dalam bentuk bisnis waralaba. Le Monde diwaralabakan karena cara ini merupakan strategi marketing untuk memperluas channel of distribution. Kini sudah ada 4 Le Monde Baby’s World dalam bentuk waralaba. Pengalaman ini mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi (calon) pengusaha untuk menjadi enterpreuner tangguh. (Berdasarkan wawancara A. Mohammad BS dengan Jackie Ambadar)

10 RAHASIA CINTA

The 1st Secret - The Power Of Thought. ********************************************* Love begins with our thoughts. We become what we think about. Loving thoughts create loving experiences and loving relationships. Affirmations can change our beliefs and thoughts about others and ourselves. if we want to love someone, we need to consider their needs and desires. hinking about your ideal partner will help you recognize her when you meet her. ********************************************* The 2nd Secret - The Power Of Respect. ********************************************* You cannot love anyone or anything unless you first respect them. The first person you need to respect is yourself. To begin to gain self-respect asks yourself, "What do I respect about myself?" To gain respect for others, even those you may dislike, ask yourself "What do I respect about them?" ********************************************* 3rd Secret - The Power Of Giving. ********************************************* If you want to receive love, all you have to do is give it! The more love you give, the more you will receive. To love is to give of yourself freely and unconditionally. Practice random acts of kindness. Before committing to a relationship ask not what the other person will be able to give to you, but rather what will you be able to give them. The secret formula of a happy, lifelong, loving relationship is to always focus on what you can give instead of what you can take. ********************************************* The 4th Secret - The Power Of Friendship. ********************************************* To find a true love, you must first find a true friend. Love does not consist of gazing into each other's eyes, but rather looking outward together in the same direction. To love someone completely you must love them for who they are, not what they look like. Friendship is the soil through which love's seeds grow. If you want to bring love into a relationship, you must first bring friendship. ********************************************* The 5th Secret - The Power Of Touch. ********************************************* Touch is one of the most powerful statements of love, breaking down barriers and bonding relationships. Touch changes our physical and emotional states and makes us more receptive to love. ********************************************* The 6th Secret - The Power Of Letting Go. ********************************************* If you love something, let it free. If it comes back to you it's yours, if it doesn't, it never was. Even in a loving relationship, people need their own space. If we want to learn to love, we must first learn to forgive and let go of past hurts and grievances. Love means letting go of our fears, prejudices, egos and conditions. "Today I let go of all my fears, the past has no power over me - today is the beginning of a new life." ********************************************* The 7th Secret - The Power Of Communication. ********************************************* When we learn to communicate openly and honestly, life changes. To love someone is to communicate with them. Let the people you love know that you love them and appreciate them. Never be afraid to say those three magic words: "I Love You." Never let an opportunity pass to praise someone. Always leave someone you love with a loving word it could be the last time you see them. If you were about to die but could make telephone calls to the people you loved, who would you call, what would you say and ...why are you waiting? ********************************************* The 8th Secret - The Power Of Commitment. ********************************************* If you want to have love in abundance, you must be committed to it, and that commitment will be reflected in your thoughts and actions. Commitment is the true test of love. If you want to have loving relationships, you must be committed to loving relationships. When you are committed to someone or something, quitting is never an option. Commitment distinguishes a fragile relationship from a strong one. ********************************************* The 9th Secret - The Power Of Passion. ********************************************* Passion ignites love and keeps it alive. Lasting passion does not come through physical attraction alone; it comes from deep commitment,enthusiasm, interest and excitement. Passion can be recreated by recreating past experiences when you felt passionate. Spontaneity and surprises produce passion. The essence of love and happiness are the same; all we need to do is to live each day with passion. ********************************************* The 10th Secret - The Power Of Trust. ********************************************* Trust is essential in all loving relationships. Without it one person becomes suspicious, anxious and fearful and the other person feels trapped and emotionally suffocated. You cannot love someone completely unless you trust them completely. Act as if your relationship with the person you love will never end. One of the ways you can tell whether a person is right for you is to ask yourself, "Do I trust them completely and unreservedly?" If the answer is "no", think carefully before making a commitment.

Membangun Hubungan dari Hati

Kamis, 04 September 2003 Oleh : Pri Notowidigdo Bagi Anda, sebetulnya apa makna membangun hubungan (relationship)? Dan apakah hubungan itu merefleksikan value Anda? Pertanyaan-pertanyaan ini mengganggu pikiran saya beberapa hari lalu dalam dua kejadian. Pertama, seorang kandidat yang saya tempatkan pada perusahaan klien saya lima tahun lalu, tiba-tiba menelepon dan minta pertolongan dicarikan pekerjaan lain. Di telepon, dia benar-benar agresif dan mengatakan bahwa karena hubungan kami, saya harus mencarikannya pekerjaan baru. Padahal, saat saya menempatkannya, dia tak sedikit pun mengetahui sesungguhnya apa peran saya. Bahkan, dia tidak pernah menelepon sekali pun sejak itu. Kejadian kedua, seorang kandidat yang pernah kerap meneror melalui telepon, kembali menghubungi dan merasa kecewa terhadap saya, karena tak memberinya pekerjaan setelah lewat satu bulan. Saya menghabiskan dua jam lebih untuk menasihati berikut membantunya menolong diri sendiri. Sayang, dia memilih bergantung pada saya untuk membuat suatu keajaiban dan memberinya pekerjaan. Menurut Anda, bagaimana perasaan saya? Bagaimana juga perasaan Anda bila berada di posisi saya saat itu? Saya bertanya dalam hati: Bagaimana sebaiknya memandang hubungan dalam bisnis? Bisakah dibedakan antara hubungan bisnis dan hubungan pribadi? Apakah keduanya benar-benar sama? Dalam upaya mengatasi pertanyaan-pertanyaan ini, saya teringat David Maister, guru professional services, yang sangat ramah dan fair. David menyatakan bahwa kita harus menemukan suatu dasar yang sama dalam membangun hubungan. Dia menekankan, membangun hubungan yang kokoh berarti Anda mencoba mengerti, penuh perhatian, baik hati, sensitif pada perasaan, dan mendukung. Menurutnya, prinsip-prinsip utama dalam membangun hubungan, tak terbatas pada kehidupan pribadi, tapi juga bisnis. Di antaranya, (1) pergi dulu (go first); (2) illustrate, don't tell; (3) dengarkan untuk apa yang berbeda, bukan untuk apa yang familiar; (4) yakinkan bahwa nasihat Andalah yang dicari; (5) dapatkan hak memberi nasihat, (6) katakan apa yang Anda maksud; (7) ketika Anda butuh bantuan, mintalah; (8) tunjukkan perhatian pada orang yang dituju, gunakan pujian bukan rayuan; dan (9) tunjukkan rasa menghargai. Anda memang harus pergi dulu, menjadi yang pertama berinvestasi dalam hubungan yang dibangun. Jangan takut risiko ditolak. Ingatlah ketika sedang menyenangkan istri atau suami, dan risiko yang diambil agar hubungan terus berlanjut. Illustrate, don't tell. Untuk membuat orang lain percaya sesuatu mengenai Anda, tunjukkanlah sesuatu, bukan hanya berkata-kata. Ciptakan juga aneka kesempatan untuk menunjukkan bahwa Anda memiliki sesuatu yang bisa disumbangkan. Dalam wawancara kepegawaian, tunjukkan bahwa Anda telah melakukan pencarian (research) tentang perusahaan itu, menekankan beberapa aspek yang spesifik tentang perusahaan, menunjukkan ketertarikan, due diligence Anda, dan tentunya, potensi dalam berkontribusi buat organisasi. Dengarkan untuk apa yang berbeda dan bukan untuk apa yang familiar. Sebelum dapat membantu orang lain, pahamilah pemikirannya. Duduklah, dan dengarkan tanpa gangguan. Ciptakan situasi sehingga mereka akan mengatakan lebih banyak tentang isu, kecemasan dan kebutuhannya. Hanya dengan mendapat lebih banyak informasi individuallah Anda dapat memutuskan menginginkan suatu hubungan ataukah tidak. Yakinkan bahwa nasihat Andalah yang dicari. Bila seseorang mulai mengatakan masalahnya, jangan cepat berasumsi dia mencari solusinya pada Anda. Sebab, mungkin saja hanya mencari simpati, dukungan emosi, pengertian terhadap kesulitan yang dihadapi, sekaligus berbicara tanpa situasi yang mengancam. Maklum, setiap orang menginginkan afirmasi, persetujuan, dukungan dan penghargaan. Dapatkan hak memberi nasihat. Pada beberapa orang, ada tendensi untuk mendapat jawaban secara buru-buru (rush) karena waktu sangatlah penting. Cara terbaik, tunjukkan bahwa kita mengerti situasinya. Tunjukkan juga bahwa kita mengerti bagaimana perasaannya. Katakan apa yang Anda maksud. Ingat selalu, komunikasi adalah apa yang dimengerti, bukan apa yang dikatakan. Sangatlah penting dalam pekerjaan untuk meyakinkan bahwa apa yang hendak Anda katakan adalah benar- benar terdengar seperti apa yang Anda maksudkan. Bila Anda butuh bantuan, mintalah. Mintalah bantuan daripada menuntut bantuan. Menuntut biasanya menunjukkan kekecilan hati, sementara meminta bantuan menghasilkan jawaban yang positif. Menarik dicatat, ternyata kita lebih sering mengecilkan hati (resent) orang-orang yang pernah membantu kita dan orang-orang yang padanya kita berutang kewajiban. Tunjukkan perhatian pada orang yang dituju. Mintalah orang menceritakan dirinya. Ini adalah cara belajar sebanyak mungkin tentang dirinya, sehingga Anda dapat menemukan strategi yang tepat untuk mengatakan sesuatu yang kelak membuatnya sudi mendengarkan Anda. Kendati begitu, mesti diingat, ada perbedaan antara bersikap sopan dan menjadi tertarik. Orang lain akan merasakannya. Karena itu, gunakan pujian, bukan rayuan. Hanya mengatakan, Anda pandai, dapat menimbulkan kurangnya kredibilitas. Di sini, menjadi lebih spesifik lebih baik. Contoh, Saya percaya Anda adalah seorang pemimpin yang efektif karena saya mendengar bagaimana orang bicara tentang Anda bila Anda tidak di tempat, dan saya melihat perubahan-perubahan di mana orang- orang Anda melakukan beberapa hal tertentu. Tunjukkan rasa menghargai. Setiap orang ingin dihargai. Mengekspresikan apresiasi Anda pada seseorang membuat hubungan terus berlanjut erat. Jadi, bila ingin menjamin hubungan dari hati, ingatlah prinsip-prinsip di atas. Senior Partner The Amrop Hever Group, Global Executive Search. (swa)