Thursday, November 09, 2006

MEREVOLUSI INDONESIA DENGAN TI

Oleh: Prof. Roy Sembel, Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara Smart_WISDOM@yahoogroups.com MENGAPA REVOLUSI TI? Banyak manfaat yang bisa dinikmati Indonesia dari Teknologi Informasi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. Connecting People. Sebuah tayangan di sebuah stasiun televisi internasional memperlihatkan penggunaan teknologi informasi yang memungkinkan seorang petani di pedalaman untuk berhubungan dengan sekelompok ahli pertanian di sebuah universitas terkemuka. Sang petani sedang mendapatkan pengarahan tentang cara-cara meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Di tayangan berikutnya, terlihat sang petani sedang berkomunikasi dengan petani lain di belahan bumi yang berbeda. Keduanya sedang bertukar informasi tentang cara-cara bertani yang memberikan hasil yang positif. Tayangan selanjutnya memperlihatkan sang petani sedang meng'komunikasikan' produknya kepada calon `pembeli' yang berada di belahan bumi yang berbeda. Coba bayangkan jika semua hal yang positif ini terjadi pada para petani di Indonesia! Mungkin import beras tidak perlu diperdebatkan lagi, karena kebutuhan beras sudah bisa terpenuhi dari sumber di dalam negeri. Revolusi Pembelajaran. Kekurangan dana untuk membangun sekolah, kekurangan tenaga pengajar yang bersedia ditempatkan di desa, ataupun kekurangan tenaga pengajar berkualitas tidak perlu lagi menjadi masalah bagi dunia pendidikan di Indonesia. Teknologi informasi memungkinkan seorang siswa untuk tidak tergantung pada satu orang guru atau gedung sekolah secara fisik untuk belajar. Siswa bisa belajar dari guru lain, siswa lain di sekolah lain di daerah lain, ataupun dari sekelompok ilmuwan, sekelompok praktisi di kota lain, bahkan di belahan bumi yang berbeda. Siswa juga bisa belajar dari sumber informasi yang lebih beragam: informasi dari majalah elektronik, perpustakaan elektronik (e-library), artikel elektronik (e-article), buku elektronik (e-book) ataupun komunitas pembelajaran maya (e-community) untuk topik-topik yang diminati. Proses belajar menjadi lebih menarik dengan sumber informasi yang lebih hidup (dalam tayangan multimedia) dan lebih beragam (tidak tergantung pada satu guru saja). Mungkinkah ini terjadi di negeri kita tercinta? Mengapa tidak? Revolusi Sumber Penghasilan. Dua orang ibu Rumah Tangga mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pada mulanya, mereka mempromosikan kue-kue kering yang mereka buat ke pasar lokal lingkup lokal, lalu nasional dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pasarpun akhirnya meluas ke lingkup internasional. Karena permintaan yang makin meningkat, mereka menggerakkan para ibu di kompleks tempat mereka tinggal untuk menjadi mitra bisnis untuk membantu membuat kue kering dan menambah variasi kue kering yang mereka buat. Kue kering difoto dan dikirmkan pada calon pembeli. Calon pembeli memilih kue yang diinginkan dan menyebutkan jumlah kue yang dipesan. Lalu kuepun akhirnya diekspor ke tempat pembeli. Di daerah lain, seorang mahasiswa mendapatkan uang tambahan dengan memberi kursus matematika jarak jauh kepada seorang pelajar sekolah menengah di Australia. Tiap bulan sang mahasiswa mendapat penghasilan $50 dari satu pelajar. Dari lima pelajar yang dilayani, sang mahasiswa mendapat uang sekitar Rp. 2,5 juta perbulan! Mungkin saja dengan teknologi informasi, jumlah pengangguran bisa menurun drastis? PERSIAPAN REVOLUSI TI Jika teknologi informasi bisa memberikan banyak manfaat yang dapat merevolusi perbaikan kehidupan bangsa, lalu apa yang harus kita persiapkan agar revolusi TI ini bisa segera bergulir? Thinking Breakthrough (Terobosan Cara Berpikir). Teknologi hanyalah pendukung perubahan. Pelaku perubahan dan yang menikmati dampak dari perubahan adalah manusia. Jadi, yang pertama harus dipersiapkan adalah manusianya. Manusia digerakkan oleh pikiran mereka. What you think is what you get. Inilah pepatah yang mungkin bisa kita pegang dalam merevolusi manusia Indonesia. Revolusi manusia dimulai dengan merevolusi cara berpikir mereka. Pikiran mereka harus `dibuka' dengan `berpikir positif' dan `berpikir kedepan'. Beberapa minggu lalu, ketika penulis mendapat kesempatan untuk mengambil bagian dalam memberikan pelatihan Teknologi Informasi bagi para guru SMA, 99,99% guru yang ikut pelatihan mulai dengan pola pikir `Teknologi itu sulit', `Saya sudah terlalu tua untuk belajar Teknologi', atau yang lebih parah lagi pikiran berikut `Buat apa saya belajar Teknologi, toh nanti setelah kembali ke sekolah tidak bisa diterapkan karena tidak ada sarana teknologi'. Nah, sebelum pelatihan dimulai, penulis dan tim berusaha keras memperkenalkan `Thinking Breakthrough' kepada para guru tersebut. Caranya? Dengan memberikan kepada mereka kesempatan untuk `melihat', `mencoba', dan `mengalami' sendiri manfaat dari penggunaan teknolgi untuk `mempermudah' pekerjaan mereka dan membuat pekerjaan mereka menjadi lebih meriah dan menarik. Ketika pikiran sudah terbuka, barulah mereka bisa mulai menerima topik-topik pelatihan selanjutnya. Learning Breakthrough (Terobosan Pembelajaran). Selain terobosan cara bepikir, terobosan pembelajaran juga perlu dilakukan. Jika cara pembelajaran yang sekarang banyak diterapkan adalah pembelajaran satu arah (dari guru ke siswa), ataupun dua arah (guru ke siswa, siswa ke siswa), maka terobosan pembelajaran yang memungkinkan pembelajaran multi-arah, dan multi sumber dengan cara yang super mudah perlu diperkenalkan. Strategi belajar mandiri baik dengan maupun tanpa teknologi informasi, belajar melalui komunitas pembelajaran, belajar dengan memanfaatkan gaya belajar masing-masing, serta strategi belajar dengan menggabungkan belajar mandiri, belajar dengan komunitas, serta belajar di kelas juga perlu diperkenalkan. Dengan demikian, proses pembelajaran menjadi lebih mudah, lebih menarik dan lebih kaya dari sekedar pembelajaran satu arah di kelas. Para ahli pembelajaran di Indonesia tentunya bisa lebih memikirkan dan menemukan terobosan pembelajaran yang lebih revolusioner untuk membantu pengembangan manusia Indonesia dengan lebih cepat dan lebih efektif. Technology Breakthrough. Terobosan yang juga penting untuk dipersiapkan adalah terobosan teknologi. Terobosan ini diperlukan agar teknologi yang digunakan menjadi semakin mudah untuk digunakan (bahkan untuk mereka yang buta huruf sekalipun) dan semakin murah juga untuk dimanfaatkan (jika sekarang harga satu perangkat teknologi informasi bisa mencapai 10 juta, dengan terobosan teknologi diharapkan harganya bisa ditekan menjadi separuhnya, sepertiganya, bahkan jika mungkin sampai 10%nya saja atau gratis?). Hal ini tentunya memerlukan kolaborasi antara berbagai pihak, misalnya ahli teknologi dan ahli pembelajaran. MENJEMBATANI `DIGITAL DIVIDE' Jika berbagai terobosan sudah dilakukan, lalu program apa yang bisa diterapkan untuk melakukan revolusi TI yang berdampak positif bagi kemajuan dan pembangunan bangsa kita? Beberapa usulan dibawah ini mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi atau batu loncatan untuk tercetusnya program-program lain yang tentunya jauh lebih baik dan lebih praktis untuk diterapkan guna menjembatani kesenjangan digital dan menggulirkan revolusi teknologi informasi. Gerakan TI Masuk Kampung. Jika listrik, TV dan radio juga bisa masuk desa, maka target kita selanjutnya adalah TI masuk kampung baik di kota maupun di desa. Caranya? Mengapa tidak mencontoh cara pendirian posyandu di seluruh penjuru Indonesia? Masyarakat dan pemerintah daerah bisa menggalang pendirian PUSTI (pusat layanan teknologi informasi?). Disini bisa lakukan sosialisasi TI, kegiatan pembelajaran masyarakat dengan memanfaatkan TI. Sebagai contoh, seorang teman penulis bersama beberapa rekannya mendirikan pusat TI di sebuah desa di Indonesia dengan target layanan: para petani. Para petani diberi `kursus kilat' cara memanfaatkan komputer dan Internet untuk mencari informasi mengenai strategi bertani dan teknologi pertanian. Mereka juga diperkenalkan strategi belajar kolaboratif, yaitu dengan bertukar informasi dengan petani di desa lain, ataupun menggali informasi dengan menghubungi ahli-ahli pertanian di kota lain. Para petani ini juga diberdayakan untuk mengadakan kegiatan dan pertemuan rutin di pusat layanan teknologi informasi ini yang menunjang pekerjaan mereka, sehingga mereka tidak merasa sia-sia untuk datang dan berpartisipasi. Change Agent. Masyarakat akan bergerak untuk melakukan perubahan jika ada tokoh yang menggerakkannya. Mengambil teladan dari gerakan Keluarga Berencana yang berhasil membawa perubahan positif di Indonesia, kita bisa melakukan hal yang serupa. Pada gerakan merevolusi masyarakat Indonesia melalui teknologi informasi, tiap komunitas perlu memilih Change Agent (agen pembawa perubahan) yang bisa dihormati oleh dan mempunyai pengaruh positif pada masyarakat setempat: pemuka agama, pemuka budaya/adat, pemuka masyarakat dan keluarga mereka. Merekalah yang perlu `diubah' terlebih dahulu sebelum mereka bisa membawa perubahan bagi masyarakat setempat. Kolaborasi Swasta, Pemerintah, Masyarakat. Gerakan revolusi akan lambat bergulir jika hanya diprakarsai oleh satu orang atau satu kelompok masyarakat saja. Untuk itu diperlukan kolaborasi antara bebarapa bagian penting di masyarakat, yaitu swasta, pemerintah dan masyarakat. Misalnya, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi bisa berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat setempat untuk membawa perubahan. Perubahan ini tentunya akan memberi keuntungan juga pada perusahaan TI tersebut (karena produknya akan diguanakan) dan nama perusahaan akan harum dan dipercaya masyarakat sebagai mitra pembeharuan. Perubahan juga akan berdampak positif bagi pemerintah daerah yang akan semakin dicintai masyarakat. Dan tentunya perubahaan akan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Jadi, jika kolaborasi ini menguntungkan semua pihak, mengapa tidak mulai saja melakukan kolaborasi? Teknologi informasi sendiri tidak akan pernah bisa membawa perubahan bagi masyarakat, tetapi masyarakat yang menggunakan teknologi informasi akan mampu merevolusi kehidupan mereka ke arah yang positif. Nah, bagaimana? Sudah siapkah kita semua untuk menerima tantangan mengejar ketinggalan kita dari bangsa lain dengan merevolusi bangsa ini melalui pemanfaatan teknologi informasi yang bertanggung jawab? Selamat Tahun Baru dan sukses untuk kita semua di tahun yang akan datang!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home