Tuesday, December 13, 2005

Bisnis Perusahaan di Bawah Naungan Institusi

2005-09-26 10:47:00 Nama : Imam Mudhofir Perusahaan : Kopma Dr. Angka ITS Jabatan : Alamat : Keputih, Sukolilo Surabaya, 60111 Jawa Timur Sebuah perusahaan kecil yang ingin berkembang, namun selalu dihadapkan pada kebijakan dari sebuah institusi yang menaunginya memiliki daya tarik sendiri untuk dikaji. Di perusahaan ini, saya sebagai seorang direktur bisnis yang dibantu dua asisten ketika di lapangan. Perusahaan saya memiliki banyak unit usaha, antara lain: wartel, mini market, fastfood, swalayan, fotokopy, counter dll. Bisa diistilahkan di sini, perusahaan tempat saya bekerja seperti anak dari Ibu tiri, penuh tanda tanya... Apakah ibu tiri itu baik atau tidak. Mendirikan usaha baru adalah suatu hal yang tidak aneh lagi saya lakukan. Bermacam studi kelayakan bisnis sudah saya buat, akan tetapi seolah-olah kandas di tengah jalan ketika semua itu akan saya realisasikan. Walaupun dari aspek bisnis sudah layak untuk direalisasikan, muncul beberapa kendala. Adapun kendala utama yang sering saya hadapi ketika merealisasikan sebuah ide bisnis dalam perusahaan di bawah sebuah institusi adalah: 1. Perijinan Perijinan ini pengaruhnya besar sekali untuk kemajuan sebuah usaha nantinya, bagaimana pihak kedua (yang diajak kerjasama) akan mau bekerja sama dengan kita apabila kita tidak memiliki surat ijin yang jelas dari institusi yang menaunginya. Misalnya dalam peminjaman modal untuk memajukan sebuah usaha. Suatu pengalaman ketika saya mau mendirikan sebuah wartel. Telkom meminta sebuah jaminan dari institusi tersebut. Akhirnya wartel tetap berdiri walau secara ilegal karena tak dapat ijin, dengan konsekuensi siap untuk dibongkar. Dari aspek bisnis, usaha ini bisa dikatakan berhasil. Siapakah yang salah? Institusi yang tak mengerti bisnis ataukah pebisnis yang tak paham institusi??? 2. Marketing Banyak cara dilakukan sebuah perusahaan untuk menarik konsumen sebanyak mungkin agar meningkatkan omset penjualan di unit usahanya. Salah satunnya dengan fisik dari unit itu sendiri. Contoh kasus bagaimana saya harus membuat ruangan di unit usaha saya menarik yaitu dengan dicat warna yang berbeda dengan yang lain, namun dengan alasan sebuah kebersamaan di institusi, pengecatan yang saya lakukan seakan-sia- sia karena harus dicat sama dengan gedung-gedung lainnya. Siapa yang diutamakan?? Kebersamaan dari institusi atau kemajuan sebuah usaha di perusahaan ??? 3. Branding Branding merupakan salah satu bentuk promosi yang biasanya dilakukan oleh perusahaan besar, misalkan Sosro, Coca-cola, A-mild dll. Banyak sekali yang saya dapatkan dari jenis kerjasama seperti ini. Jadi, perusahaan saya sebagai penyedia tempat dan mereka yang melakukan branding produknya, misalnya dengan memasang logonya, mengecat, dll. Namun dengan alasan tertentu, misalnya membebaskan institusi dari image rokok, branding rokok dilarang, dll, sekali lagi perusahaan saya kehilangan peluang besar karena kasus kasus seperti ini. Kesimpulan: 1. Bahwa ketika sebuah perusahaan berada di bawah naungan institusi, perlu diketahui batasan yang jelas antara hak dan kewajiban, apalagi institusi tersebut punya segmen pasar yang sama, sehingga mana yang bisa diolah untuk usaha dan mana yang bukan. 2. Keberanian dari pemilik perusahaan itu sendiri, karena dengan tanggung jawab yang jelas menuntut usaha yang jelas pula. Seperti anak yang kehilangan induknya. Demikian pengalaman saya ketika saya terjun di sebuah perusahaan kecil dibawah naungan sebuah institusi yang besar, yang kadang membuat peusahaan itu tidak ada nyali karena adanya kebijakan-kebijakan yang kadang menghambat kemajuan sebuah usaha perusahaan. SEMANGAT!!!!!!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home